Diharapkan, Keterwakilan Gender di Pimpinan DPD

Selasa, 29 September 2009 – 20:15 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Charta Politika, Dr Bima Arya Sugiarto, mengingatkan seluruh anggota Dewan Pertimbangan Daerah (DPD) periode 2009-2014 untuk mempertimbangkan secara sungguh-sungguh faktor gender dalam menetapkan unsur pimpinan DPD"Representasi gender di tataran kepemimpinan DPD harus dipertimbangkan dan diperjuangkan secara bersama

BACA JUGA: Puan Maharani Kandidat Pimpinan DPR

Jika tidak, maka DPD ke depan akan mengalami keterlambatan dalam mengakomodasi regenerasi kepemimpinan dalam perspektif gender," tegas Bima Arya di Jakarta, Selasa (29/9).

Dijelaskannya, lima tahun kepemimpinan DPD (sebelumnya) yang hanya diisi oleh kaum Adam, ternyata hanya menghasilkan ratusan rekomendasi yang tidak dilirik oleh DPR
Agenda Amandemen V UUD 1945 yang diusung oleh DPD ternyata juga menemui jalan buntu

BACA JUGA: Klaim Hanya Keok di 2 Provinsi

"Karena itu, selain diperlukan ganti nakhoda dengan orang yang benar-benar menguasai komunikasi politik, DPD juga harus melengkapi dirinya dengan kehadiran perempuan di level pimpinan," kata Bima Arya.

Senada dengan Bima, di tempat terpisah, Guru Besar Institut Ilmu Pemerintah (IIP) Jakarta, Prof Djohermansyah Djohan, menegaskan bahwa kehadiran perempuan di level pimpinan dan alat kelengkapan DPD, sudah waktunya untuk diwujudkan
"Anggota DPD jangan hanya sekadar memberikan peluang, tapi semuanya harus berkomitmen memperjuangkan perempuan agar duduk di level pimpinan DPD

BACA JUGA: Marzuki Ketua DPR, Anas Ketua Fraksi

Komitmen untuk memperjuangkan itu sangat pentingSebab, kalau hanya membuka peluang, pasti mereka kalah dalam dukungan suara yang mayoritas diisi oleh laki-lakiJika perempuan ada di level kepemimpinan DPD, ini sekaligus membuktikan bahwa DPD jauh lebih akomodatif dibandingkan DPR," desak Djohermansyah.

Selain pertimbangan isu gender dan proses regenerasi pimpinan di lembaga DPD, perlunya kehadiran perempuan di institusi perwakilan daerah itu, menurut Djohermansyah, juga dalam kerangka mempertinggi sensitifitas institusi DPD ke depan dalam menyikapi aspirasi daerah yang selama ini tak diurus secara baik"Kalau di kampung saya (Sumatera Barat), ada namanya Bundo Kanduang, yang secara telaten dan teliti serta konsisten, mengurus dan memperjuangkan segala aspirasi anak nagari secara efektifBarangkali DPD juga membutuhkan Bundo Kanduang," imbuhnya.

Ketika ditanya soal siapa figur yang dinilai pantas untuk menduduki posisi pimpinan DPD dari unsur perempuan, Djohermansyah menegaskan bahwa saat ini telah banyak perempuan yang dinilai mampuTerutama para anggota DPD perempuan yang incumbent"Waktu lima tahun sudah cukuplah bagi mereka untuk menggali pengalaman mengurus DPD secara konsistenSaat ini ada beberapa nama, seperti Aryanti Baramuli Putri yang secara konsisten telah meniti karir politiknya dari daerah yang relatif tanpa cacatLalu, ada lagi sosok Ratu Hemas," ujarnya.

Sementara, Bima Arya secara tegas menyebutkan nama Aryanti Baramuli sebagai satu-satunya figur yang dinilai pas menduduki unsur pimpinan sekaligus sebagai representasi perempuan di DPD"Aryanti Baramuli Putri bisa jadi representasi perempuan karena muda, punya pengalaman, serta didukung oleh karir politik yang memadai dari daerah Sulawesi Utara," tegasnya.

Selain meminta semua anggota DPD untuk memperjuangkan perempuan menjadi pimpinan DPD, Djohermansyah juga mengusulkan agar anggota DPD dari unsur perempuan segera membentuk sebuah kaukus perempuan di lembaga itu, serta menetapkan salah satu di antara mereka untuk jadi pimpinan DPD"Perjuangan serupa juga harus dilakukan secara komprehensif terhadap posisi-posisi pimpinan di level alat kelengkapan DPD, seperti komisi-komisi," sarannya menambahkan(fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Surya dan Ical Mainkan Politik Orba


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler