Dihukum 3 Laga, Arsene Wenger Bisa Reuni dengan George Weah

Minggu, 07 Januari 2018 – 09:12 WIB
Arsene Wenger. Foto: AFP

jpnn.com, LONDON - Arsitek tim Arsenal, Arsene Wenger mendapat hukuman dari FA, tak boleh mendampingi timnya dalam tiga pertandingan.

Pelatih asal Prancis itu dinyatakan bersalah atas tindakan tak terpujinya kepada wasit Mike Dean seusai pertandingan menghadapi West Bromwich Albion di Stadion The Hawthorns (31/12).

BACA JUGA: Lihat Lagi Cuplikan Arsenal vs Chelsea

Pada laga yang berkesudahan 1-1 itu, Wenger melancarkan dua protes keras ke Dean. Yang pertama menjelang laga berakhir. Berikutnya, sesaat setelah laga usai, Wenger mendatangi ruang ganti wasit dan kembali melancarkan protes.

Itu dilakukan Wenger karena dia tidak puas dengan keputusan Dean yang memberikan penalti kepada tuan rumah pada menit ke-89 setelah bek Callum Chambers dinyatakan handsball di dalam kotak penalti. Protes tersebut adalah kali kelima musim ini bagi Wenger.

BACA JUGA: Arsenal Krisis Pemain Buat Hadapi Chelsea

"Bahasa dan sikap yang ditunjukkan Wenger sangat kasar. Hal tersebut tidak layak dalam mempertanyakan integritas wasit di dalam sebuah pertandingan,'' bunyi pernyataan resmi FA (federasi sepakbola Inggris) kepada BBC.

Sanksi tersebut membuat Wenger tidak berada di pinggir lapangan saat Petr Cech dkk menghadapi Nottingham Forest di babak ketiga Piala FA (7/1), leg pertama semifinal Piala Liga menghadapi Chelsea (11/1), dan kontra Bournemouth pada pekan ke-23 Premier League (14/1).

BACA JUGA: 3 Klub Jamin Tempat di Tim Inti Buat Theo Walcott

Tiga agenda tersebut akan sangat berat bagi Arsenal tanpa Wenger. Sebab, semuanya digelar away. Selain skorsing, Wenger juga didenda GBP 40 ribu (sekitar Rp 728 juta).

Namun, ada hikmah di balik hukuman Wenger. Dia bisa bereuni dengan George Weah. Ya, presiden baru Liberia itu mengundang pelatih 68 tahun itu untuk menghadiri upacara pelantikannya pada 22 Januari. Sebagaimana diketahui, Wenger dan Weah pernah bekerja sama di AS Monaco pada 1988-1992.

"Saat Anda melihat kisah hidupnya seperti cerita di film-film hanya saja ini realita. Luar biasa. Anda bisa membuat film yang bagus dengan skenario perjalanan hidunya,'' puji Wenger.

"Saya ingat ketika saya melihatnya untuk pertama kalinya di Monaco. Dia sedikit tersesat, canggung, tidak mengenal siapa pun, tidak diperhitungkan siapa pun sebagai pemain dan setelahnya, pada tahun 1995, menjadi pemain terbaik di dunia,'' kata Wenger lagi.

"Weah adalah pribadi dengan mental baja. Dia juga memiliki misi dan visi bagus. Menjadi presiden bagi negaranya adalah pencapaian fantastis,'' lanjutnya. (io)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahulu Bintang Sepak Bola, Sekarang Presiden Liberia


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler