MODUS klise menjerat perempuan terjun ke lembah hitam dengan iming-iming bekerja dengan gaji tinggi masih ampuh. Buktinya, empat PSK yang sempat disekap di Wisma Permata Biru itu mengaku memang dijanjikan mendapat pekerjaan dengan gaji besar.
Kenyataannya, mereka dengan terpaksa harus melayani lelaki hidung belang. Salah seorang PSK, sebut saja Rita, 21, yang berasal dari Kendal, Jawa Tengah, menuturkan dengan gamblang cara para mucikari menjerat dirinya.
Semula Rita pergi ke Surabaya lantaran diberi tawaran seorang teman pacarnya bernama Mudang untuk bekerja di sebuah karaoke di Surabaya. Rita pun datang ke Surabaya sekitar sebulan lalu.
Saat itu Rita bersama Mudang langsung ke Wisma Permata Biru. Namun, Rita sama sekali tidak mengetahui bahwa tempat yang dia datangi merupakan wisma. "Setahu saya tempat itu karaoke," ujarnya.
Akhirnya pengelola wisma pun menawarinya untuk mendapatkan bantuan utang Rp 10 juta. Karena memerlukan uang untuk membayar biaya operasi kanker ibunya, Rita pun setuju dengan tawaran tersebut. "Jadi, saya sebulan sudah di Surabaya, sejak awal di wisma ini. Namun, 15 hari pertama saya mengira lokasi itu tempat karaoke," ujarnya.
Selain itu, secara sepihak Rita harus membayar biaya perjalanannya dari kampung ke Surabaya sebesar Rp 5 juta untuk sewa mobil. Dia juga dikenai biaya salon sebesar Rp 2,505 juta. "Saya juga harus bayar administrasi untuk memalsukan KTP sebesar Rp 5 juta. Itu semua masuk bon saya," tutur Rita yang telah menjanda dan punya satu anak berusia 2,5 tahun.
Setelah bekerja 15 hari, Rita hanya dapat mengumpulkan uang Rp 3.315.000. Sebab, dia hanya diberi upah Rp 43 ribu untuk tiap tamu yang sebenarnya membayar Rp 100 ribu. Selama 15 hari itu dia telah menerima sampai 100 tamu. Sehari bisa sampai sepuluh tamu.
Namun, lantaran banyaknya tamu itu, dia mengalami pendarahan hebat. Dia harus berobat ke dokter yang menghabiskan dana Rp 2.890.000. Dana tersebut harus dia tanggung sendiri. Itu berarti, utangnya semakin menumpuk. Dalam perhitungan akhir, utang Rita masih Rp 17.580.000.
Pengakuan yang tak jauh berbeda diungkapkan Nur, 27, yang berasal dari Desa Langerharjo, Pati, Jawa Tengah. Dia mengaku baru tiga bulan lalu bekerja di Wisma Permata Biru. Alasannya pun sama. Nur sedang butuh uang untuk biaya hidup dua anaknya. "Saya masih punya utang Rp 4 juta," katanya.
Awalnya Nur berkenalan dengan seseorang yang diketahuinya sebagai mantan PSK. Saat itu dia ditawari bekerja dengan hasil yang banyak. "Pokoknya cepat kaya," ujarnya.
Tapi, tidak disangka Nur dipekerjakan sebagai PSK. Nur mengaku, saat kali pertama menjadi PSK, dirinya sangat tidak betah. Sebab, dia harus melayani orang yang tidak dikenalnya. Namun, akhirnya semua sudah telanjur. Apalagi, dalam sebulan utangnya Rp 4 juta sudah bisa lunas dan bisa mengirimi uang Rp 2 juta kepada anaknya. "Ini pilihan saja," jelasnya.
Selama menjadi PSK itu, ruang gerak mereka dibatasi. Mereka tidak bisa ke mana-mana dan selalu diawasi penjaga, termasuk Sugiyanto yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Sampai akhirnya, dia dibebaskan Satpol PP dan Polsek Sawahan. (jun/idr/zuk/mas/end)
BACA JUGA: Empat PSK Baru Disekap
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayi Dua Bulan Diculik
Redaktur : Tim Redaksi