Dijual Tahun Depan, Google Glass Undang Penolakan

Minggu, 05 Mei 2013 – 14:01 WIB
Google Glass. Foto: Radar Tech
NEW YORK - Yang sudah gemas ingin merasakan sensasi kecanggihan kacamata pintar Google Glass harus bersabar hingga tahun depan. Google Glass versi pertama, Explorer Edition, memang telah dirilis minggu lalu untuk para developer. 


Dari masukan para developer yang telah memakainya, Google Glass akan disempurnakan lagi sebelum diluncurkan ke para konsumen tahun depan. Chairman Google Eric Schmidt kepada jaringan kantor berita BBC kemarin (4/5) menyatakan, konsumen harus menunggu hingga 2014. 


Pernyataan Schmidt tersebut tidak berbeda dengan yang dikatakan koleganya, Sergey Brin, salah seorang pendiri Google. Pada saat pertama mendemokan Google Glass Juni 2012, Brin berharap dapat merilis Explorer Edition pada awal 2013 dan untuk konsumen tersedia setahun kemudian.


Lantas berapa banderol yang dipasang Google untuk produk yang diramal cepat melejit tersebut? Harian The New York Times edisi bulan lalu memasang artikel yang menyebutkan bahwa harga Google Glass tidak jauh berbeda dengan harga smartphone saat ini, yaitu USD 250 sampai USD 600 (sekitar Rp 2,45 juta hingga Rp 5,8 juta).

Bocoran harga ini didapatkan The New York Times dari beberapa karyawan Google yang tahu proyek tersebut. Sementara itu, situs review gadget Techcrunch menulis, Google Glass dibanderol dengan harga USD 1.500 atau sekitar Rp 14,5 jutaan untuk versi Explorer Edition.


Namun, produk inovatif Google tersebut tidak hanya ditunggu sebagian masyarakat, tetapi juga menjadi benda teknologi yang mulai memicu kontroversi. Bahkan, Google Glass yang masih dalam tahap pengembangan ini sudah mendapatkan penolakan di sebuah bar di Seattle, Amerika Serikat (AS).


Bar di Seattle yang bernama 5-Point Cafe itu memasang pengumuman larangan Google Glass untuk digunakan di dalam bar. Bar tersebut mem-banned segala penggunaan Google Glass di dalam bar dengan isu privasi sebagai alasan utama. 


Pemilik bar Dave Meinert menyatakan bahwa bar miliknya itu merupakan tempat yang sering dikunjungi berbagai orang dan beberapa di antara mereka tidak ingin diganggu maupun diketahui keberadaannya. "Dengan menggunakan Google Glass yang mampu merekam atau mengambil foto dengan bebas, produk ini telah melanggar hak privasi setiap orang di dalam bar," ungkapnya. 



Dari aspek keamanan bagi penggunanya, Google Glass juga diragukan. Meskipun mata pengguna dirancang melihat dengan jelas situasi di sekitarnya kala menggunakan Google Glass, tetap saja ada kemungkinan konsentrasi terpecah. Dan ujung-ujungnya mengakibatkan kecelakaan jika pengguna memakai Google Glass saat mengemudi. 


Kekhawatiran itu mulai menjadi pertimbangan otoritas di AS yang telah mulai meregulasi penggunaan Google Glass. Politisi di West Virginia ingin membuat peraturan untuk melarang pemakaian Google Glass saat berkendara karena rawan mengakibatkan kecelakaan. "Kami mendengar banyak kecelakaan yang disebabkan memakai ponsel saat mengemudi. Hal yang sama bisa terjadi dengan pemakaian Google Glass," kata Gary Howell, politikus setempat.


Pada akhirnya, dengan fungsinya yang amat beragam dan sangat mungkin sering dipakai para penggunanya, muncul kekhawatiran Google Glass berbahaya buat kesehatan mata. Karena itu, Google mengeluarkan peringatan bagi para pengguna Google Glass. Kacamata tersebut dilarang dipakai pengguna yang masih di bawah usia 13 tahun. "Anak-anak di bawah 13 tahun dilarang memakai Google Glass karena bisa membahayakan pertumbuhan penglihatan," tulis peringatan Google. 


Dalam halaman tanya jawab di situs Google juga dijelaskan, sebagian pengguna mungkin akan mengalami ketegangan mata atau sakit kepala saat memakai Google Glass. Dan pengguna yang pernah melakukan operasi lasik harap berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan Google Glass.


Lantas benarkah Google Glass berbahaya untuk mata? Menurut Direktur Riset Optometric di Pacific College of Optometry Dr Jim Sheedy, peringatan Google terhadap Google Glass tidak beralasan. "Peringatan produsen terhadap bahaya pemakaian oleh anak-anak mungkin karena aturan hukum," ujar Sheedy. (ap/gizmodo/techcrunch/nyt/bbc/c9/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... iPad Mini Kerek Penjualan Tablet

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler