Dikomplain, Bayar Kompensasi ke Aeroflot

Kamis, 10 Mei 2012 – 07:45 WIB

MOSKOW - Aeroflot, maskapai pelat merah Rusia, adalah konsumen terbesar Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100). Mereka memesan 30 unit pesawat meski belum seluruhnya selesai digarap.

Tetapi, tak salah juga kalau dibilang, Aeroflot adalah konsumen yang paling besar kekecewaannya kepada produk joint venture antara Sukhoi -pabrikan pesawat milik Rusia-dan sejumlah partner dari berbagai negara itu. Sebab, beberapa masalah ternyata menghinggapi SSJ 100 yang telah mereka operasikan.

Seperti dilansir situs berita RIA Novosti, pada 19 Maret lalu, misalnya, SSJ 100 yang baru lepas landas dari Moskow menuju Astrakhan balik ke Moskow untuk mendarat darurat karena ada gangguan pada bagian bawah pesawat yang ketika itu mengangkut 65 penumpang.

Gangguan yang sama juga ditemukan pada pesawat SSJ 100 lainnya milik Aeroflot yang dioperasikan di Minsk, Belarusia, pada Desember. Sedangkan penerbangan komersial pertama Aeroflot dengan SSJ 100 terjadi pada 21 April 2011 dari Yerevan, Armenia, ke Moskow, Rusia.  

"Gangguan itu tak sampai mengancam keamanan penumpang. Kami akan membereskan gangguan pada semua pesawat kami dalam waktu sepekan ke depan". Demikian bunyi rilis resmi dari United Aircraft Corporation, asosiasi pabrikan pesawat di Rusia, seperti dikutip RIA Novosti.  

Sebelumnya, dalam pertemuan Biro Transportasi Udara Rusia yang mempertemukan wakil pabrikan dan maskapai yang dihelat awal Maret lalu, Aeroflot juga mengeluhkan daya operasi SSJ 100. Contohnya dalam hal kemampuan terbang per hari.

Harian bisnis Vedomosti melaporkan, pihak produsen menjanjikan bahwa per hari SSJ 100 kuat terbang selama 8"9 jam. Namun, kenyataan di lapangan yang ditemukan Aeroflot, SSJ 100 rata-rata hanya mampu mengudara tak sampai separonya, sekitar 3,9 jam terbang.

Atas keluhan yang tergolong fundamental itu, Sukhoi yang menguasai saham mayoritas joint venture yang memproduksi SSJ 100 pun sampai harus membayar kompensasi kepada Aeroflot. Namun, besarnya dirahasiakan. 

"Penurunan daya operasi itu terkait dengan masalah pada mesin dan terlambatnya pengiriman spare parts pesawat," kata Deputy Chief Engineer Aeroflot Konstantin Mokhna. 

Padahal, jauh sebelumnya, Sukhoi sudah membayar kompensasi lainnya atas keterlambatan penyelesaian pesawat SSJ yang dipesan Aeroflot. Tak tanggung-tanggung, keterlambatan itu mencapai tiga tahun.

Sampai dengan akhir 2011, Sukhoi - yang kali pertama melakukan demonstrasi di depan publik pada Le Bourget 2009 Air Show di Prancis- sudah menerima 300 order pesawat SSJ 100. Sedangkan pada 2012 ini, mereka menargetkan bisa menjual 100 unit pesawat dengan kapasitas 75"100 penumpang tersebut. 

SSJ 100 memperoleh sertifikasi dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa pada Februari 2012. Atau, hampir dua tahun setelah SSJ 100 yang proses produksinya dimulai sejak 2000 melakoni uji terbang pertama pada 19 Mei 2008. (c10/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honda Luncurkan Seri Terbaru Freed


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler