"Itu bukan SARA. Itu hanyalah imbauan saja,” kata Sutan, kepada wartawan, di gedung parlemen, di Jakarta, Selasa (11/9). Malah, Sutan mendukung pernyataan yang disampaikan Nahrowi Ramli yang pada pemilukada DKI Jakarta ini berpasangan dengan Fauzi Bowo. Ketua Komisi VII DPR, itu mengatakan, apa yang disampaikan Nara merupakan semangat untuk menggugah untuk saling mendukung.
“Kalau saya seperti beliau (Nara) di Sumatera Utara, saya pasti akan melakukan hal yang sama. Saya juga rumpun Siregar di Sumatera Utara. Kalau saya di sana juga begitu," kata pria yang kerap disebut-sebut maju mencalonkan diri menjadi calon gubernur Sumatera Utara itu.
Sebelumnya dalam acara Lebaran Betawi Badan Musyawarah (Bamus) Betawi di Kelapa Gading, Nachrowi mengingatkan warga untuk memilih orang Betawi. Ketua Umum Bamus Betawi itu bahkan menyuruh orang Betawi keluar dari Jakarta jika memilih pemimpin non betawi.
"Saya mengungatkan kepada kaum Betawi, tidak ada pilihan lain selain satu untuk semua. Silahkan keluar dari Betawi jika tidak memilih orang Betawi," kata Nachrowi.
Akibat pernyataan ini, Nahrowi dilaporkan ke Panitia Pengawas Pemilihan Umum DKI Jakarta oleh Tim Advokasi Jakarta Baru, Selasa (11/9). Sama seperti beberapa pelaporan sebelumnya, kasus kali ini juga terkait penggunaan isu SARA yang diduga dilakukan Nachrowi. Laporan disampaikan oleh Koordinator Tim Advokasi Jakarta Baru, Habiburokhman.
"Kami hadir dalam rangka dugaan kampanye berbau SARA yang terjadi kemarin, di dua acara yang dihadiri Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli di Kelapa Gading. Kami melaporkan pernyataan cawagub Nacrowi Ramli," kata Habiburokhman kepada wartawan kantor Panwaslu DKI, Jalan Suryopranoto, Jakarta Pusat, Selasa (11/9). (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampanye Putaran II, Jokowi Tak Butuh Cuti
Redaktur : Tim Redaksi