jpnn.com - Ribuan warga Thailand diprediksi bakal menyaksikan langsung pembakaran jenazah Raja Bhumibol Adulyadej di Bangkok hari ini, Kamis (26/10). Agar kesakralan prosesi tersebut tetap terjaga, pemerintah menerapkan aturan yang sangat ketat.
Demi melihat langsung kremasi yang menandai berakhirnya kepemimpinan Bhumibol tersebut, banyak warga Thailand yang rela bermalam di sekitar Sanam Luang sejak Selasa (24/10).
BACA JUGA: Jenazah Raja Bhumibol Bakal Dibakar Putra Mahkota
Semua itu hanya demi tidak melewatkan prosesi kremasi tokoh 88 tahun tersebut. Salah satunya adalah Aporn Wongdee yang datang dari Provinsi Nakhon Si Thammarat di kawasan selatan Thailand.
Menempuh jarak 786,5 kilometer demi menyaksikan langsung kremasi Bhumibol, Aporn rela jika harus berpanas-panas dan bermandi peluh atau berbasah-basah karena kehujanan.
BACA JUGA: Beri Penghormatan Terakhir Untuk Sang Raja
”Dengan hanya berada di sini saja, saya sudah merasa tenang. Saya tiba dua hari lalu (Senin, Red),” kata pria 60 tahun tersebut. Seperti ratusan warga lainnya, Aporn menginap di sekitar Sanam Luang.
Kemarin matahari bersinar sangat terik di ibu kota Thailand. Warga yang antre masuk lokasi kremasi kepanasan. Apalagi, mereka memakai pakaian serbahitam karena sedang berduka.
BACA JUGA: Rakyat Beri Penghormatan Terakhir untuk Raja Bhumibol
Untuk mencegah terjadinya insiden yang tidak diinginkan, pemerintah menyiagakan banyak polisi dan sukarelawan. Para sukarelawan itu bertugas memberikan air minum kepada warga.
Momen yang menjadi perhatian utama polisi adalah ritual pemindahan peti emas dari Grand Palace ke Royal Crematorium. Sepanjang proses berlangsung, polisi akan menjaga massa dengan sangat ketat untuk mencegah bentrok.
Selain itu, polisi bakal langsung mengamankan mereka yang meneriakkan ”Long Live the King” begitu iring-iringan peti mati lewat. Sebab, pemerintah melarangnya.
Mengabadikan diri dengan kamera telepon genggam alias swafoto saat iring-iringan jenazah lewat juga dilarang keras. Sekadar memotret pun tidak boleh.
Di Thailand, lese-majeste menjadi aturan yang paling sering ditegakkan. Menghina atau melecehkan raja dan seluruh anggota Kerajaan Thailand bisa berujung dengan hukuman berat. Itu juga berlaku bagi warga asing dan turis.
Sementara itu, Raja Bhutan Jigme Khesar Namgyel Wangchuck tiba di Thailand bersama permaisuri dan anak lelakinya kemarin. Kabarnya, dia akan menjadi salah satu pemimpin negara yang ikut melantunkan doa bagi Bhumibol bersama para biksu.
Di Bhutan pun Jigme menggelar doa khusus bagi sang raja. Di Thailand sendiri ada 85 altar yang sengaja dibangun untuk mendoakan raja dari jarak jauh. (AP/Reuters/BBC/hep/c16/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh! Lagi Bersepeda, Raja Thailand Ditembak Bocah
Redaktur & Reporter : Adil