jpnn.com, JAKARTA - Besarnya populasi anak muda di Indonesia hari ini perlu diimbangi dengan penguatan kapasitas, integritas dan komitmen sosial serta kebangsaan, khususnya para pemimpin muda yang tersebar di berbagai daerah.
Isu penguatan kapasitas pemimpin muda menjadi fokus dari sekolah kepemimpinan dan kebangsaan Kader Bangsa Fellowship Program yang telah berlangsung sejak tahun 2011 lalu.
BACA JUGA: Perkumpulan Kader Bangsa Memetakan Dampak Besar Covid-19 di Indonesia
Hal ini disampaikan oleh Course Leader dan Founder Kader Bangsa Fellowship Program, Dimas Oky Nugroho saat menutup penyelenggaraan acara KBFP Angkatan 9 dengan tema ‘Menyongsong Era Transformasi dan New Normal, Menuju Generasi Baru Kepemimpinan Indonesia’, Jumat (8/10).
“Tahun ini dan tahun-tahun mendatang adalah momentum bagi anak muda Indonesia untuk semakin bergerak, tampil dan memimpin berbagai inisiatif baik di berbagai sektor, sosial ekonomi, politik, dan sosial budaya. Pelatihan KBFP ini ingin membantu negara dan para anak mudanya agar bersiap untuk berkiprah, jangan sampai mereka hanya menjadi penonton dalam proses pembangunan”, ujar Dimas.
BACA JUGA: Gelar Mukernas, Garda Bangsa PKB Berkomitmen Merekrut Satu Juta Kader Internal
Apalagi, menurut Dimas, regenerasi kepemimpinan adalah sebuah keniscayaan dalam sejarah. Dibutuhkan persiapan, kolaborasi dan pemahaman antara lintas generasi agar proses berbangsa dan bernegara berlangsung secara harmoni, produktif dan berkelanjutan.
“Kita semua harus menyiapkan anak-anak muda kita agar siap dalam memimpin era transformasi ini. Tentunya harus bekerja sama dengan seluruh potensi bangsa, termasuk generasi senior dan para pemimpin hari ini agar juga bersiap. Pemimpin yang baik adalah yang mempersiapkan anak-anak bangsanya menjadi the next leader sekaligus memastikan agenda-agenda kemajuan dan persatuan bangsa dapat terus dilanjutkan,” ujar Mantan Staf Khusus Kantor Kepresidenan ini.
BACA JUGA: Kader Bangsa Fellowship, Cak Nun: Calon Pemimpin Bangsa Harus Terus Belajar
Dengan berakhirnya sekolah kepemimpinan KBFP Angkatan 9, Dimas meminta para pemimpin muda dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk ide-ide produktif yang tidak hanya bermanfaat pada individu atau kelompok, namun masyarakat dan negara bangsa.
“Saat ini kita sudah tidak bisa bekerja dengan ego sektoral, ini saatnya anak muda berkolaborasi dan bersinergi untuk memanfaatkan dan memaksimalkan peluang puncak bonus demografi di 2030 mendatang. Targetnya adalah Indonesia menjadi lebih baik, lebih damai, toleran, dan bersatu, demokratis, juga lebih maju dan sejahtera sebagaimana janji proklamasi harus bisa kita wujudkan secara bersama,” ujar Dimas.
Dosen Pascasarjana Universitas Airlangga ini mengatakan, untuk memaksimalkan peluang yang dimiliki anak muda dibutuhkan dukungan oleh seluruh stakeholder untuk membangun ekosistem anak muda yang kreatif dan inovatif menuju era perubahan.
“Tentunya, pemerintah harus lebih bekerja keras dan memberikan ruang lebih besar terhadap anak muda, termasuk dalam hal kepemimpinan, pemerintahan dan sosial politik, sosial ekonomi seperti wirausaha dan UMKM, dalam hal sosial budaya agar lebih produktif dan berkelanjutan melalui kebijakan yang konkrit. Hal ini juga diharapkan dapat menjadi jawaban terkait upaya peningkatan kapasitas, akses lapangan pekerjaan dan ancaman ketimpangan sosial yang terjadi akibat pandemi dan disrupsi,” ungkapnya.
Sekolah pemimpin muda Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) adalah program eksklusif pertemuan dan pelatihan kepemimpinan dan kebangsaan yang menghadirkan pemimpin muda berbagai latar belakang serta para pembicara utama baik dari tokoh pemerintahan, wirausaha dan masyarakat sipil.
Sejak 2011, KBFP dilaksanakan secara reguler untuk memperkuat kapasitas, integritas, serta loyalitas kebangsaan para pemimpin muda yang dilaksanakan secara hybrid dengan dukungan platform forum online Kaskus dan Pertamina serta disiarkan oleh Kaskus TV.
Pertemuan pemimpin muda nasional ini dibuka oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Hadir dalam kegiatan ini sebagai narasumber antara lain Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Komisaris Utama Pertamina Wishnutama Kusubandio, Pemikir Kebangsaan Yudi Latif, Aktivis Haris Azhar dan Adnan Topan Husodo, CEO GDP Venture Martin Hartono, Pimpinan Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho hingga Budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun. Pertemuan dan pelatihan 100 pemimpin muda dari Aceh sampai Papua ini ditutup oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Jumat lalu (8/10). (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil