jpnn.com, ROMA - WHO kebanjiran dukungan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutus pendanaan dan menuding organisasi tersebut bertanggung jawab atas meluasnya wabah virus corona. Salah satu dukungan tersebut datang dari Italia.
Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Italia Marina Sereni menyuarakan dukungan untuk di bawah naungan PBB dan mengimbau respons internasional yang lebih terkoordinasi terkait pandemi COVID-19.
BACA JUGA: Trump Setop Pendanaan, Anak Buah Malah Sanjung WHO
Sereni membuat pernyataan itu usai konferensi video para menteri luar negeri dalam kelompok Alliance for Multilateralism, yang diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian dan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.
Menurutnya WHO sangat penting dalam memerangi pandemi ini dan Italia akan terus mendukung misi organisasi tersebut.
BACA JUGA: Bela WHO, Menlu Jerman Kecam Donald Trump
Pandemi coronavirus merenggut 22.170 nyawa di Italia yang memberlakukan karantina wilayah (lockdown), sehingga total kasus, termasuk kematian dan kesembuhan, sejauh ini mencapai 168.941, menurut data terbaru yang dirilis oleh Departemen Perlindungan Sipil Italia pada Kamis.
"Selain kebutuhan untuk menanggapi masalah dalam negeri, kita juga perlu mengambil tindakan di luar perbatasan negara," kata Sereni. "Pandemi ini membutuhkan respons global. Inisiatif ini difokuskan pada penguatan multilateralisme, seiring melemahnya lembaga-lembaganya selama beberapa dekade terakhir."
BACA JUGA: Virus Corona Menggila, Donald Trump Malah Perang Melawan WHO
Komentar Sereni senada dengan para menteri luar negeri dari negara-negara partisipan seperti Kanada, Prancis, dan Jerman, yang juga menyatakan solidaritas dengan WHO. Dalam pernyataan, Maas menyebut organisasi itu merupakan tulang punggung perjuangan melawan pandemi.
Alliance for Multilateralism adalah jaringan informal negara-negara yang menjunjung "tatanan internasional berbasis aturan", dengan tujuan mendukung PBB dan mempromosikan kolaborasi internasional.
Jaringan yang meliputi 66 negara anggota itu didirikan oleh Jerman dan Prancis pada 2018. Dari seluruh negara anggota, 23 di antaranya menghadiri konferensi video pada Kamis itu.
Konferensi ini diadakan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (14/4) mengumumkan bahwa pemerintahannya menghentikan pendanaan kepada WHO, yang memicu reaksi dan kecaman luas dari seluruh dunia. (xinhua/ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil