Din Syamsuddin: Perlu Keteladanan Mengamalkan Pancasila

Kamis, 01 Juni 2017 – 14:06 WIB
Din Syamsuddin. FOTO: Dok. Fandi/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan, ada yang menyebut kondisi bangsa saat ini sedang gonjang-ganjing atau carut marut.

Hal tersebut disampaikan Din saat hadir sebagai pembicara Konferensi Nasional Etika Kehidupan Berbangsa, 31 Mei 2017, di Gedung Nusantara IV, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta.

BACA JUGA: Momentum Peningkatan Pemahaman Pancasila

Menurut Din hal demikian bisa terjadi karena disebabkan oleh tiga hal. Pertama, kealfaan kita dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila.

Kealfaan tersebut karena masyarakat ada yang terjebak pada romantisme Pancasila sehingga dari sikap yang demikian ada yang menuduh kelompok lain sebagai kelompok anti-Pancasila.

BACA JUGA: MPR RI Gelar Konferensi Nasional Etika Kehidupan Berbangsa

Kedua, ada masyarakat yang trauma kepada Pancasila. Kelompok ini merasakan bagaimana penerapan Pancasila pada masa lampau yang tak pernah muncul dalam kehidupan, bahkan Pancasila diselewengkan pada masa itu.

Ketiga, ada yang kritis terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka di satu sisi, di sisi yang lain munculnya adanya anggapan ada ideologi lain sebagai ideologi yang lebih baik.

BACA JUGA: Ketua KY: Indonesia Punya Banyak Sumber Etika

Ketiga hal tadi, menurut Din, diperburuk oleh kegagalan pemerintah dalam menerapkan Pancasila sehingga sistem kita dirasuki oleh nilai-nilai lain.

"Untuk itu konferensi Etika ini sangat penting," ujarnya.

Untuk itu Pancasila, menurut Din, harus diaktualkan. Menurut Din dalam menjalankan Pancasila bisa dilakukan dengan pendekatan agama. "Karena dalam Pancasila ada Sila I," ujarnya.

Untuk itu ditegaskan oleh Din tak boleh memisahkan agama dengan negara. Agama bagi Din tak boleh dijadikan sasaran pembangunan tetapi harus menjadi sarana pembangunan.

Dalam kesempatan itu Din mengusulkan, pertama, bangsa ini harus menekankan pendidikan. Pendidikan yang diarahkan pada nilai. "Ini yang belum kita lakukan," ujarnya.

Kedua, menurut Din, kita harus ada kemauan dan kemampuan mensenyawakan Pancasila dalam setiap tataran pembangunan. Ketiga, adanya keteladanan.

Menurutnya, bila tak dilakukan hal yang demikian maka Pancasila hanya akan diseminarkan dan diseremonialkan. (adv/boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Syarifuddin Sudding: Kami Serius Menegakkan Etik


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR  

Terpopuler