JAKARTA - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin bersama sejumlah pimpinan Ormas Islam telah menyerahkan video aksi kekerasan yang diduga dilakukan oknum Densus 88 terhadap tersangka teroris saat pemberantasan terorisme.
Menurut Din, video itu diterimanya sekitar pekan lalu. Hanya saja siapa pengirim dan dimana lokasinya belum diketahui. Untuk itu dia menyerahkan penanganannya kepada Mabes Polri.
"Tidak tahu. Justru kami dikirimi oleh orang yang tidak dikenal. Dalam video itu, kapan dan dimana ya tidak jelas. Sudah seminggu lalu," kata Din Syamsuddin usai menemui Kapolri, Kamis (28/2).
Terkait isi video itu, Din menggambarkannya berupa penyiksaan yang teramat sadis terhadap tersangka terorisme. Sehingga mereka menyimpulkan tindakan itu sebagai pelanggaran HAM berat.
"Ada penyiksaan terhadap teroris, tersangka, dan luar biasa penindasannya. Diikat kaki tangganya, ditembak, diinjak injak dan ada bernada nuansa keagamaan. Anda kan mau mati beristigfhar lah. Itu ajaran agama mana. Yang paling penting Bapak Kapolri respon positif dan kami hargai," tutur Pria Kelahiran Sumbawa Besar itu.
Setelah bertemu Kapolri, pimpinan Ormas Islam ini mengaku Jenderal Pol Timur Pradopo berjanji akan segera menindaklanjutinya. Karena di video itu terdapat gambar orang yang mudah dikenal dan ditelusuri.
"Dan beliau (Kapolri) sangat sangat komit untuk menindak anggotanya sendiri. Tapi yang paling penting ke depan jangan terulang lagi. Tindakan Densus 88 jangan terulang lagi, jangan over akting dan berlebihan apalagi melakukan pelanggaran HAM. Tidak mungkin penegak hukum malah melanggar hukum," tegasnya.(Fat/jpnn)
Menurut Din, video itu diterimanya sekitar pekan lalu. Hanya saja siapa pengirim dan dimana lokasinya belum diketahui. Untuk itu dia menyerahkan penanganannya kepada Mabes Polri.
"Tidak tahu. Justru kami dikirimi oleh orang yang tidak dikenal. Dalam video itu, kapan dan dimana ya tidak jelas. Sudah seminggu lalu," kata Din Syamsuddin usai menemui Kapolri, Kamis (28/2).
Terkait isi video itu, Din menggambarkannya berupa penyiksaan yang teramat sadis terhadap tersangka terorisme. Sehingga mereka menyimpulkan tindakan itu sebagai pelanggaran HAM berat.
"Ada penyiksaan terhadap teroris, tersangka, dan luar biasa penindasannya. Diikat kaki tangganya, ditembak, diinjak injak dan ada bernada nuansa keagamaan. Anda kan mau mati beristigfhar lah. Itu ajaran agama mana. Yang paling penting Bapak Kapolri respon positif dan kami hargai," tutur Pria Kelahiran Sumbawa Besar itu.
Setelah bertemu Kapolri, pimpinan Ormas Islam ini mengaku Jenderal Pol Timur Pradopo berjanji akan segera menindaklanjutinya. Karena di video itu terdapat gambar orang yang mudah dikenal dan ditelusuri.
"Dan beliau (Kapolri) sangat sangat komit untuk menindak anggotanya sendiri. Tapi yang paling penting ke depan jangan terulang lagi. Tindakan Densus 88 jangan terulang lagi, jangan over akting dan berlebihan apalagi melakukan pelanggaran HAM. Tidak mungkin penegak hukum malah melanggar hukum," tegasnya.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jerat Anas, KPK Ambil Kesaksian Rosa
Redaktur : Tim Redaksi