Dinkes DKI Investigasi Pemberian Vaksin Covid-19 kepada Crazy Rich PIK Helena Lim

Rabu, 10 Februari 2021 – 20:21 WIB
Petugas bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada tenaga kesehatan (nakes) saat vaksinasi massal di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jakarta, Minggu (31/1/2021). Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta menggelar vaksinasi COVID-19 massal dan serentak untuk menekan penyebaran di kalangan nakes. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.

jpnn.com, JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melakukan investigasi terkait pemberian vaksin Covid-19 kepada selebgram yang biasa disebut Crazy Rich PIK Helena Lim di Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Investigasi itu dilakukan bersama dengan organisasi profesi.

BACA JUGA: Selebgram Helena Lim Dapatkan Vaksin Covid-19, Wagub Riza Patria: Nanti Kami Cek

"Kami melakukan investigasi, pendalaman kasus bersama dengan organisasi profesi," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Mapolda Metro Jaya, Rabu (10/2).

Widyastuti menjelaskan pemberian vaksinasi kembali lagi pada tujuan memberikan perlindungan kepada tenaga kesehatan, penunjang maupun tenaga administrasi lainnya.

BACA JUGA: Ini Fakta tentang Crazy Rich PIK Helena Lim yang Diprotes Setelah Terima Vaksin Covid-19

Hal tersebut sesuai dengan edaran Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Di dalam edaran Dirjen P2P bahwa bukan semata-mata tenaga kesehatan, itu tenaga kesehatan, tenaga penunjang, tenaga administrasi lain," ujar dia.

BACA JUGA: Crazy Rich Ibu Kota, Helena Lim Coba Peruntungan di Dunia Tarik Suara

Widyastuti mengatakan bila di lapangan ditemukan ada sesuatu yang mungkin kurang pas, tentu akan menjadi perhatian Pemprov DKI.

Terkait masalah data dari Helena Lim, pihaknya perlu pendalaman tentang kebenaran atau keasliannya.

Karena itu, Dinkes DKI Jakarta siap berkolaborasi dengan pihak terkait untuk pendalaman atas pemberian vaksin kepada perempuan yang disebut "Crazy Rich PIK" itu.

Meski demikian, Widyastuti tidak menampik adanya permasalahan yang terjadi dalam pendataan penerima vaksin secara digital sehingga terdapat keputusan lain dalam pemberiannya.

"Kami mengikuti sesuai edaran dari Kementerian Kesehatan, karena kami tahu sempat ada masalah proses tidak smooth-nya masalah digital. Kan awalnya memang, seperti contoh, saya di awal mendapatkan undangan melalui SMS blast, tapi pada saat perjalanannya, ada beberapa kendala sehingga tim pusat memutuskan bisa dilakukan," kata dia. (antara/jpnn)

 

 

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler