Pasalnya, temuan para ahli di University of Manchester Inggris bisa jadi sedikit memupus bayangan itu. Menurut studi yang telah dilakukan, makhluk-mahkluk purba tersebut ternyata jauh lebih ringan dari yang diyakini sebelumnya. Hal ini merupakan kesimpulan yang dilakukan setelah para ilmuwan menggunakan teknologi laser melakukan penghitungan massa tubuh mereka.
"Metode kami bisa memprediksi ukuran jauh lebih akurat. Berat Dinosaurus memang masih besar, tetapi tidak sebesar seperti yang diduga sebelumnya," ujar Dr Bill Sellers peneliti University of Manchester seperti disampaikan kepada Telegraph (6/6).
Dengan menggunakan formula baru tersebut, ilmuwan mampu secara akurat menghitung dimensi hewan. Mereka juga mendapati jika Brachiosaurus yang sebelumnya diperkirakan memiliki berat 80 ton, sebenarnya hanya memiliki berat 23 ton atau relatif lebih ringan dari yang diduga.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Biology Letters, Dr Sellers menggunakan perbandingan mamalia hidup untuk menentukan jumlah minimum rata-rata dibutuhkan bagi kulit untuk membungkus sebuah kerangka. Dari itu, mereka menemukan jika setiap binatang, seperti rusa, beruang kutub, jerapah dan gajah, secara persis membutuhkan 21 persen massa tubuh untuk mengisi kulit dan tulangnya.
Ketika hal itu diterapkan pada kerangka Brachiosaurus di Museum für Naturkunde, Berlin, ini sama dengan berat 23 ton ketika dinosaurus itu masih hidup. Karenanya teknik tersebut saat ini bakal diterapkan untuk mengukur fosil hewan-hewan yang telah punah lainnya.
"Ini tentu mengejutkan setelah dilakukan ujicoba melalui metode baru ini. Dimana ditunjukkan bahwa hewan-hewan ini ternyata jauh lebih ringan dari anggapan sebelumnya,"pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perusahaan Belanda Tawarkan Perjalanan ke Mars
Redaktur : Tim Redaksi