JAKARTA-Sanksi PSSI kepada empat anggota Komite Eksekutif (Exco) tidak menciutkan semangat pendukung Rapat Akbar Sepakbola Nasional (RASN) 2011 untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB)Sanksi tersebut justru membuat semangat RASN semakin kuat untuk menggulingkan Djohar Arifin Husin dari kursi pengurus PSSI.
Seperti diketahui, dua hari setelah digelarnya RASN di Hotel Pullmaan, Jakarta (18/12), PSSI melakukan gertakam balasan
BACA JUGA: Deltras Libur Panjang
RASN yang menghasilkan desakan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB), dibalas PSSI dengan menghukum empat angota Exco PSSI yang dinilai membangkangBACA JUGA: Mau Satu Uji Coba Lagi
Keempat Exco yang hadir bersama 452 anggota PSSI di RASN 2011, dijatuhi sanksi menyusul pelaporan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin untuk kasus berbeda
BACA JUGA: PSSI Takut Memberi Sanksi Persipura
Atas sanksi tersebut, bukan hanya menilai cacat, Erwin Dwi Budiawan memastikan sanksi itu tidak mempengaruhi sikapnya dan 452 anggota PSSIKeempatnya diminta untuk minta maaf kepada PSSI dan Djohar Arifin, jika tidak maka posisi di Exco akan terancam dicabut dan kehilangan hak bercimpung di sepakbola Indonesia
”Saya tidak akan meminta maaf dan sikap ini sama dengan tiga Exco lainnyaSejak awal mempermasalahkan pemanggilan majelis etika, itu tidak ada di Statuta PSSI, hanya badan ad hoc yang bisa dibentuk atas persetujuan rapat ExcoSaat dipanggil komite Etika kami datang, tapi saat selanjutnya dipanggil Majelis Etika kami menolak, karena jika kami datang sama saja kami membenarkan dan ikut melanggar statutaYang pasti kami masih tetap kompak,” jelas Erwin Dwi
Dalam RASN 2011, 425 anggota yang hadir dengan mengantongi mandat resmi dan empat Exco merumuskan tuntutan dalam Deklarasi JakartaSelain memberikan mosi tidak percaya atas kepemimpinan Djohar Arifin Husin, mereka juga menuntut digelarkannya KLB dengan agenda utama mencari Ketua dan Anggota Exco baru
“Kita akan jalani sesuai agenda yang di buat di rapat akbar kemarinKami hanya mencoba mengikuti suara anggota yang lebih dari 2/3 anggotaDi sini tidak membicarakan siapa figur ketua umum, kita akan serahkan ke prosesBahkan jika nanti saya tidak terpilih lagi, tidak masalah, yang penting kami akan ikuti keinginan anggota,” jelas Erwin di teras sekretariat PSSI
Dalam Daklarasi Jakarta, PSSI diberi deadline hingga 23 Desember untuk memutuskan menerima atau tidak keputusan mayoritas anggotaJika tidak, maka 452 anggota memberi mandat kepada Komite Penyelemat Sepakbola Indonesia untuk bekerja menggelar KLB, meski tanpa persetujuan Djohar Arifin Cs
Sementara itu di tempat terpisah, para pengurus PSSI mengaku tidak kawatir dengan wacana KLBSelain meragukan validitas pengusung KLB, hasil Forum Pengprov PSSI (FPP) pun belum diterima PSSI
FPP mengklaim telah memenuhi kuota 2/3 suara untuk menggelar KLBKeanggotan PSSI yang mencapai 583 anggota baik pengprov dan klub, diklaim FPP ambil bagian dalam rapat akbar di Hotel Pulman, Jakarta, Minggu(18/12), sekitar 452 anggota.
"Kami kira (PSSI) belum bisa bersikapYang pertama, karena dokumennya mau diserahkan kepada ketum (ketua umum) dan kami belum tahu pasti apa isi dokumennya," ungkap Sekertaris Jendral (Sekjen) PSSI, Tri Goestoro
"Sikap PSSI sendiri tidak boleh dinyatakan perorangan, karena harus dibicarakan oleh lembagaDan lembaga yang punya kewenangan untuk menentukan sikap atas hal ini adalah sidang komite eksekutif (Exco)," sambungnya
Wacana KLB yang terus berhembus kencang, juga ditanggapi santai oleh anggota Exco, Sihar SitorusPria yang juga menjabat ketua komite kompetisi ini menilai jika digelarnya KLB sesuai aturan, silakan saja dilakukanTapi apakah setiap masalah harus selalu diputuskan lewat KLB? ”PSSI saja baru mulai bekerja lima bulan, Di saat kami baru mau bekerja melakukan ini dan melakukan itu sudah tidak dipercaya," papar Sihar
Sementara itu, PT Liga Indonesia angkat bicara terkait dengan surat elektronik FIFA yang menyatakan Indonesia Super League (ISL) ilegalMenanggapi ancaman sanksi yang dikerluarkan FIFA, sekretaris PT Liga, Tigor Shalom Boboy mengaku belum menerima surat FIFA sehingga dia belum berkomentarDia mengaku heran bahwa surat dari FIFA yang dikirim ke redaksi salah satu harian nasional itu justru diartikan secara luas"Padahal kalau melihat secara keseluruhan, surat ini masih bersifat sangat umum," ujar Tigor
Dia menganggap surat dari FIFA hanya didasari sumber yang disampaikan pengurus PSSIPT Liga pun akan melayangkan surat kepada FIFA untuk menjelaskan duduk perkara persoalan"Kami tentu dengan klub akan menyampaikan aspirasi ke FIFA," tambahnya
Terkait ancaman FIFA dan PSSI kepada ISL ternyata tidak membuat para peserta kompetisi di bawah pengelolaan PT Liga ini gentarDirektur Pemasaran PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Muhammad Farhan mengaku timnya tetap komit mengikuti ISL
"Di luar ancaman sanksi dan segala macam, kita tetap menjunjung sebuah misi mulia dalam bermain sepak bola yaitu menampilkan tontotan yang menghiburDalam hal ini tontonan yang paling menghibur masyarakat adalah ISL," kata Farhan kepada wartawan kemarin
Sebelumnya, sejumlah pemain yang tergabung dalam Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) meminta pada PSSI untuk memperjuangkan nasib pemain ditengah dualisme LigaPara pemain menganggap mereka-lah korban sesungguhnya dari polemik karena mereka terjebak dalam konfik kepentingan klub versus PSSI
"Kami sih pasrah jika pada akhirnya FIFA menjatuhkan sanksiTapi setidaknya kami harap PSSI membela kita dan menyampaikan aspirasi kami pada FIFA," kata Presiden APPI, Ponaryo Astaman dalam sebuah keterangan pers beberapa waktu laluPemain Sriwijaya FC ini pun berharap semua pihak mau menghentikan segala polemik demi kemajuan sepak bola nasionalSebelumnya, FIFA lewat Departemen Medianya mengirimkan surat yang berisikan dukungan pada PSSI untuk mengontrol kompetisi profesional(lis/wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FIFA Cap ISL Ilegal
Redaktur : Tim Redaksi