JAKARTA - Komisi Yudisial (KY) periode dua setengah tahun ke depan dipimpin Suparman Marzuki. Mantan komisioner Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi itu bertekad memunculkan KY sebagai lembaga besar berwibawa dan menjadi mitra penting Mahkamah Agung (MA).
Suparman mengatakan, fokus KY mulai saat ini di antaranya membuktikan bahwa lembaga yang disebut-sebut sebagai penjaga marwah para hakim itu lembaga besar sehingga harus memunculkan pemikiran besar. Terutama dalam perannya turut membangun sistem peradilan yang baik.
"Memang membutuhkan waktu yang panjang. Tapi pemikiran besar itu harus kita letakkan dari sekarang. Walaupun menuju peradilan yang bersih dan peradilan yang berwibawa tidak bisa dikerjakan oleh KY sendiri," ungkap pria kelahiran Lampung, 2 Maret 1961, itu.
Maka menurutnya KY harus lebih relistis dengan memberikan dukungan kepada MA. Dukungan secara kritis tentunya. "MA juga tentu kita harapkan memberi respon yang sama dengan kita," pintanya.
Suparman mengakui komunikasi lembaganya dengan MA sebagai lembaga peradilan tertinggi itu selama ini kurang harmonis.
Padahal keduanya bekerjasama untuk satu tujuan mulia, membangun peradilan yang bersih dan berwibawa itu. "Saya akui komunikasi dengan MA itu kurang maksimal dan harus dimaksimalkan lagi tapi dalam rangka produktif dan kritis," ungkapnya.
Lebih dari itu Suparman juga bertekad meningkatkan komunikasi dengan lembaga lainnya terutama terkait anggaran. Perlu diketahui banyak pihak, menurutnya, anggaran KY relatif kecil. "Harapan kita jangan terus dikurangi lagi karena yang ada saja kita susah memaksimalkannya," imbuhnya.
Rapat Pleno terbuka KY yang berlangsung di gedung KY kemarin memang memilih Suparman sebagai Ketua menggantikan Eman Suparman. Sebanyak tujuh komisioner KY berhak memilih dan dipilih. Hasilnya, Suparman meraih empat suara diikuti Taufiqurrohman dengan dua suara, dan Imam Anshori Saleh dapat satu suara.
Setelah itu dilakukan pemilihan serupa untuk menentukan posisi wakil ketua. Abbas Said terpilih setelah meraih empat suara. Ayah dari pengacara Farhat Abbas itu mengalahkan Taufiqurrohman yang mendapat dua suara diikuti Imam Anshori Saleh dengan satu suara.
Suparman dan Abbas dijadwalkan resmi menyandang ketua dan wakil ketua KY pada 1 Juli 2013 bertepatan dengan hari pelantikan.
Ketua KY, Eman Suparman, yang nantinya mengisi bekas jabatan Suparman, mengatakan kerjasama dengan lembaga lain memang perlu diteruskan, bukan hanya dengan MA tetapi juga level international. "Kinerja KY yang paling saya banggakan bahwa sebelumnya KY tidak pernah ada hubungan ke luar negeri tapi sekarang sudah ada. Bukan soal pergi ke luar negerinya, karena saya pasti kalah dengan ketua MA. Selama jadi ketua KY, saya baru satu kali pergi ke luar negeri. Tapi yang terpenting kami punya hubungan baik dengan instansi-instansi di luar negeri," ungkapnya.(gen)
Suparman mengatakan, fokus KY mulai saat ini di antaranya membuktikan bahwa lembaga yang disebut-sebut sebagai penjaga marwah para hakim itu lembaga besar sehingga harus memunculkan pemikiran besar. Terutama dalam perannya turut membangun sistem peradilan yang baik.
"Memang membutuhkan waktu yang panjang. Tapi pemikiran besar itu harus kita letakkan dari sekarang. Walaupun menuju peradilan yang bersih dan peradilan yang berwibawa tidak bisa dikerjakan oleh KY sendiri," ungkap pria kelahiran Lampung, 2 Maret 1961, itu.
Maka menurutnya KY harus lebih relistis dengan memberikan dukungan kepada MA. Dukungan secara kritis tentunya. "MA juga tentu kita harapkan memberi respon yang sama dengan kita," pintanya.
Suparman mengakui komunikasi lembaganya dengan MA sebagai lembaga peradilan tertinggi itu selama ini kurang harmonis.
Padahal keduanya bekerjasama untuk satu tujuan mulia, membangun peradilan yang bersih dan berwibawa itu. "Saya akui komunikasi dengan MA itu kurang maksimal dan harus dimaksimalkan lagi tapi dalam rangka produktif dan kritis," ungkapnya.
Lebih dari itu Suparman juga bertekad meningkatkan komunikasi dengan lembaga lainnya terutama terkait anggaran. Perlu diketahui banyak pihak, menurutnya, anggaran KY relatif kecil. "Harapan kita jangan terus dikurangi lagi karena yang ada saja kita susah memaksimalkannya," imbuhnya.
Rapat Pleno terbuka KY yang berlangsung di gedung KY kemarin memang memilih Suparman sebagai Ketua menggantikan Eman Suparman. Sebanyak tujuh komisioner KY berhak memilih dan dipilih. Hasilnya, Suparman meraih empat suara diikuti Taufiqurrohman dengan dua suara, dan Imam Anshori Saleh dapat satu suara.
Setelah itu dilakukan pemilihan serupa untuk menentukan posisi wakil ketua. Abbas Said terpilih setelah meraih empat suara. Ayah dari pengacara Farhat Abbas itu mengalahkan Taufiqurrohman yang mendapat dua suara diikuti Imam Anshori Saleh dengan satu suara.
Suparman dan Abbas dijadwalkan resmi menyandang ketua dan wakil ketua KY pada 1 Juli 2013 bertepatan dengan hari pelantikan.
Ketua KY, Eman Suparman, yang nantinya mengisi bekas jabatan Suparman, mengatakan kerjasama dengan lembaga lain memang perlu diteruskan, bukan hanya dengan MA tetapi juga level international. "Kinerja KY yang paling saya banggakan bahwa sebelumnya KY tidak pernah ada hubungan ke luar negeri tapi sekarang sudah ada. Bukan soal pergi ke luar negerinya, karena saya pasti kalah dengan ketua MA. Selama jadi ketua KY, saya baru satu kali pergi ke luar negeri. Tapi yang terpenting kami punya hubungan baik dengan instansi-instansi di luar negeri," ungkapnya.(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Caleg Demokrat Wajib Lapor
Redaktur : Tim Redaksi