Dipukul, 10 Dokter Mengundurkan Diri

Jumat, 17 September 2010 – 09:35 WIB

ANAMBAS  - Sebanyak 10 dokter umum yang bertugas di wilayah Anambas resmi mengundurkan diri pada 22 Agustus 2010Mereka mundur karena merasa profesinya telah dilecehkan oleh salah satu keluarga pasien.

Aksi mundur berjamaah ini berawal dari kasus pemukulan kepada dr Sidhi yang dilakukan oleh ST, salah satu keluarga pasien yang dirawat di Puskesmas Tarempa, awal Agustus lalu

BACA JUGA: Sempat Khawatir Saat Menyergap

Saat itu ST berang karena cucunya meninggal di puskesmas tersebut
Menurut ST, cucunya meninggal karena lambatnya pertolongan medis dari petugas dan dokter di Puskesmas Tarempa.

"Saat itu yang menangani pasien adalah Dokter Sidhi

BACA JUGA: Menyandera Terinspirasi Film di TV

Tapi saat beliau sedang bekerja, ST ini langsung memukulnya hingga terjengkang," kata dr Nugraha Afandi yang mengkoordinir mundurnya 10 dokter umum tersebut.

Dokter muda lulusan Universitas Negeri Solo (UNS) ini mengisahkan, pada Sabtu sore ST dan cucunya yang berusia 5 tahun berobat ke Puskesmas Tarempa karena mengeluh demam selama 5 hari
Namun saat itu dr Sidhi yang menangani pasien itu hanya memberikan obat karena pasien dianggap tidak memerlukan perawatan inap

BACA JUGA: Bocah 4 Tahun Disandera Dua Jam

dr Sidhi pun menyarankan supaya pasien pulang dan datang kembali pada hari Senin untuk chek-upJika kondisinya belum membaik maka pasien akan dirujuk ke Rumah Sakit Lapangan di Palmatak, Anambas.

Namun pada Minggu pagi, ST datang kembali ke puskesmas dengan membawa cucunya yang sudah dalam kondisi komaSaat itu dr Sidhi dibantu petugas medis lainnya langsung melakukan pertolongan dengan metode resusitasi jantung, paru dan otak (RJPO)Namun ST keburu emosi dan langsung melayangkan pukulan ke arah dr Sidhi.

"Selain memukul, ST juga memaki dan mengeluarkan kata-kata yang tak pantas untuk dr SidhiMenurut kami ini merupakan tindakan pelecehan profesi yang sudah kelewatan," kata dr Afandi.

Sebenarnya, kata dr Afandi, ia dan rekan-rekannya itu tidak ingin langsung mengundurkan diri asalkan ST mau meminta maaf secara terbukaNamun permintaan ini ditolak oleh STBahkan upaya mediasi melalui Bupati Kepulauan Anambas pun tidak membuahkan hasilAkhirnya para dokter muda ini mengadu ke induk organisasi para dokter Indonesia, ikatan dokter Indonesia (IDI)Gayung bersambut, niat mundur inipun didukung oleh IDI Kepri dan IDI pusat.

Aksi mundur ini tidak hanya dilakukan oleh para dokter umum yang bertugas di Puskesmas TarempaNamun sejumlah dokter di Rumah Sakit Lapangan Palmatak dan beberapa puskesmas lain juga ikut mundurJumlah keseluruhannya 10 orang"Ini bentuk solidaritas sesama dokterBagi kami, rekan se-profesi adalah saudara," katanya

Kesaksian dr Afandi ini dibantah oleh STKatanya, ia tidak pernah memukul dr Sidhi meskipun ia mengaku sangat kecewa atas pelayanan di puskesmas tersebutMenurut ST, dirinya hanya mendorong dr Sidhi, itupun tidak terlalu keras"Saya tidak pernah memukul dia (dr Sidhi)Saksinya banyak," kata ST, kemarin.

Namun ST mengakui kalau dirinya sangat marah kepada para petugas di Puskesmas Tarempa, khususnya dr Sidhi yang menangani cucunya ituSebab, saat pertama kali datang ke puskesmas, ST meminta supaya cucunya itu menjalani rawat inap karena kondisinya sangat kritisNamun pihak puskesmas menolak dengan alasan kondisi kesehatan pasien tidak terlalu burukSaat itu pihak puskesmas hanya memberi obat saja.

Benar saja, keesokan harinya cucu ST kritis dan komaMeski langsung dilarikan ke Puskesmas Tarempa, nyawa cucu ST tidak tertolong lagiInilah yang memicu amarah ST karena menilai para petugas kesehatan itu lalai dan tidak becus melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Terpisah, Plt Kepala Puskesmas Tarempa, Dr Winarna turut menyesalkan aksi mundur massal para dokter umum tersebutNamun di satu sisi, Dr Winarna meminta supaya warga juga objektif dalam menuntut pelayanan kesehatan di daerah pemekaran itu.

"Tuntutan masyarakat cukup tinggiSementara kondisi kami masih sangat terbatas, baik dari segi fasilitas maupun ketersediaan SDM," kata Dr Winarna, kemarin.

Namun begitu, Dr Winarna menganggap insiden ini sebagai pelajaran untuk evaluasi pelayanan kesehatan di wilayah Anambas, supaya ke depan akan lebih baik lagiIa juga memastikan saat ini pelayanan di Puskesmas Tarempa dan puskesmas lainnya tidak terganggu akibat aksi mundurnya para dokter itu(par)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selundupkan Minyak Tanah, Anggota Marinir Ditangkap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler