jpnn.com - MADINAH - Petugas haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyesalkan masih banyaknya koper jamaah haji yang berisi air zamzam.
Padahal petugas haji sejak awal sudah mensosialisasikan larangan membawa air zamzam dalam koper, termasuk melalui selebaran yang dibagikan ke jamaah saat memasuki Kota Madinah di Terminal Hijrah.
BACA JUGA: Helikopter Hilang: Ini yang Sudah Dilakukan, Tapi Belum Ada Kabar Juga
Dilaporkan Tim Media Center Haji Kemenag, banyaknya koper jamaah yang berisi zamzam itu terungkap saat dilakukan penimbangan dan pemeriksanaan koper bagasi milik para jamaah, yang sudah dimulai pada Sabtu (10/10). Pemulangan jamaah haji Indonesia dari Madinah akan dimulai pada hari ini (12/10).
Sabtu pagi itu, sejumlah jamaah haji asal Bojonegoro yang tergabung dalam Kloter 33 Embarkasi Surabaya (SUB) dan Kebumen yang tergabung dalam Kloter 37 Embarkasi Solo mulai menurunkan kopernya ke lobi Hotel. Kedua Kloter tersebut menginap di Hotel Mubarak Al Masee yang berada tak jauh dari Masjid Nabawi.
BACA JUGA: Waduh, Helikopter EC 130 tak Pernah Kontak dengan ATS Unit di Medan
Petugas haji yang tergabung dalam PPIH Arab Saudi bersama tim dari Maskapai Garuda melakukan penimbangan koper jamaah sekaligus memastikan koper-koper tersebut bebas dari air Zamzam.
Ternyata, masih banyak koper jamaah haji Kloter SUB 33 yang berisi air zamzam. Padahal, selain sudah ada sosialisasi larangan membawa air Zamzam dalam koper, termasuk melalui selebaran, jamaah juga sudah meneken surat pernyataan.
BACA JUGA: Ini Kronologis Hilangnya Kontak Helikopter di Medan
Ternyata itu semua tidak mampu membendung keinginan mereka untuk membawa air zamzam di dalam koper. Bahkan ditemukan ada koper yang berisi air Zamzam yang sengaja dikemas dalam pipa paralon serta diberi selotip PVC supaya tidak terdeteksi petugas.
Ada dua koper yang ditemukan paralon berdiameter 15 centi meter berisi air zamzam yang sudah dikemas dalam kantong plasti bening.
“Memang ada yang sengaja membawa pipa paralon untuk menyembunyikan air zamzam,” kata Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Madinah Maskat Ali Jasmun ditemui saat melakukan sweeping air zamzam di dalam koper.
Maskat pun memberikan penjelasan kepada jamaah bahwa ada larangan membawa air zamzam. Selain itu keberadaan cairan tersebut bisa berbahaya untuk penerbangan. Bila airnya merembes kemudian mengakibatkan ada konsleting pada pesawat, maka itu berbahaya untuk keselamatan jamaah sendiri.
Ditemukan juga koper yang tampak tidak mengembang, tetapi saat ditimbang beratnya mencapai 29 kilo gram. Ternyata setelah dibuka isinya hampir seluruhnya air zamzam yang dikemas dalam jerigen yang dibungkus keresek merah.
Koper tersebut milik Suparlan jamaah asal Bojonegoro, Jawa Timur. Begitu juga dengan koper milik Lestariningtiyas yang merupakan kerabat Suparlan juga berisi air zamzam yang dikemas dalam bentuk yang sama.
Saat petugas mengeluarkan air zamzam tersebut, Suparlan mengaku kecewa karena oleh-oleh yang diharapkan tetangga, sahabat, saudara, di kampung halamannya tidak bisa dipenuhi. Tampak Suparlan mengangkat lima jerigen air zamzam berukuran masing-masing 5 liter ke dalam. Kemudian tidak lama ia kembali dari kamarnya dan membawa sejumlah oleh-oleh haji lainnya dan memasukannya ke dalam koper untuk mengganti beban air zamzam yang tidak bisa dimasukkan.
Begitu juga dengan Tuti Alawiyah, jamaah asal kebumen Jawa Tengah yang tergabung dalam Kloter 37 Embarkasi Solo (SOC). Kelebihan berat koper membuat petugas harus membongkar kopernya sampai akhirnya ditemukan air Zamzam yang sudah dikemas rapi dengan alumunium foil dan plastik. Dikatakan Tuti dirinya sengaja membawa air zamzam dari Tanah Suci dikarenakan banyak kerabatnya yang meminta air zamzam yang asli dari Tanah Suci, meskipun sebetulnya dirinya sudah membeli air zamzam sebanyak 10 liter di tanah air.
“Kami sudah ikhtiar tapi Allah belum mengizinkan, memang dari dulu sudah dilarang tapi tahun-tahun kemarin banyak juga yang lolos jadi kita ikhtiar saja ternyata gagal, ya tidak apa-apa,” katanya.
Sementara Sekretaris Daker Madinah Syarif Rahman yang ikut memantau langsung penimbangan dan sweeping koper jamaah, sesekali harus bersitegang dengan jamaah yang tidak mau membuka kopernya.
Tetapi tentunya, koper tersebut sebelum masuk ke dalam pesawat terlebih dahulu akan dicek kembali apakah ada air zamzam atau tidak. (mch/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buntut Penangkapan 22 Warga Bogor, DPR Buka Peluang Pansus
Redaktur : Tim Redaksi