jpnn.com, DENPASAR - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut meresmikan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kenavigasian dengan sumber dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Tahun Anggaran 2023 di Dermaga Kenavigasian Distrik Navigasi Tipe A Kelas II Benoa, Kamis (21/3).
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi mengatakan tiga prioritas utama yang digarap dalam kegiatan ini adalah Pembangunan Dermaga Kenavigasian dan Pembangunan Sisi Darat Dermaga Kenavigasian Benoa.
BACA JUGA: Menjelang Audit Wajib IMO 2025, Kemenhub Lakukan Persiapan
Kemudian pembangunan Gedung Stasiun Radio Pantai (SROP) dan fasilitas penunjang lainnya di Sinabang dan Susoh, serta penggantian Menara Suar Tanjung Ligeta, Rambu Pelabuhan Raijua, dan Pembangunan Rambu Pelabuhan di Pulau Padar dan Pulau Rinca.
Sebagai informasi, Distrik Navigasi Kelas II Benoa merupakan satu-satunya Distrik Navigasi yang belum memiliki Dermaga Kapal Negara Kenavigasian, sehingga dua kapal negara kelas I yang dimiliki yakni KN Nusa Penida dan KN Mizan harus melakukan lego jangkar di area alur dan kolam pelabuhan.
BACA JUGA: Antisipasi Lonjakan Penumpang, Pelni Imbau Pemudik Pesan Tiket Lewat Aplikasi
Hal ini memiliki resiko kecelakaan terutama pada saat kondisi cuaca buruk serta mempengaruhi kecepatan dalam melaksanakan kegiatan operasional kenavigasian.
“Pembangunan Dermaga Kenavigasian Benoa diharapkan dapat meningkatkan efisiensi waktu kegiatan kenavigasian yang dilakukan oleh Kapal Negara dan mewujudkan efisiensi anggaran melalui penurunan konsumsi BBM dan suku cadang kapal," ujar Capt. Antoni.
BACA JUGA: Gelar Safari Ramadan, BKI Tingkatkan Inovasi untuk Kompetensi SDM
Sementara itu, pembangunan Stasiun Radio Pantai (SROP) di lokasi Sinabang dan Susoh, penting untuk mengoptimalkan layanan telekomunikasi pelayaran bagi para pengguna jasa transportasi laut di sekitar wilayah perairan Sinabang dan Susoh.
Adapun pembangunan dan penggantian Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di Nusa Tenggara Timur menjadi krusial setelah ditetapkannya Taman Nasional Komodo sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
“Kegiatan Kenavigasian ini tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan Distrik Navigasi semata, akan tetapi dapat dimanfaatkan oleh instansi pemerintah lainnya. Dengan kerja sama yang solid dan kesadaran akan pentingnya sinergi, kita dapat mengatasi setiap tantangan dan mencapai keberhasilan yang lebih besar dalam upaya mencapai tujuan bersama,” tutur Capt. Antoni.
Capt. Antoni mengajak seluruh pihak untuk menciptakan kolaborasi antar instansi agar bisa meningkatkan efisiensi pelayanan, memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Dengan team work yang baik, kami dapat mencapai hasil yang lebih baik dan memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan transportasi laut yang aman dan selamat," serunya.(chi/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Yessy Artada