Dirta Darma Andini si Gadis Tunanetra Juara Mendongeng Tingkat Nasional

Rabu, 30 Oktober 2019 – 00:05 WIB
Dirta Darma Andini, si cantik tunanetra juara mendongeng tingkat nasional. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com - Dirta Darma Andini, gadis tunanetra asal Bogor memenangi lomba mendongeng tingkat nasional yang diselenggarakan Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan (BPBP) Kemendikbud. Menariknya, ini merupakan lomba mendongeng pertama yang diikuti Dirta.

Mesya Mohamad - Jakarta

BACA JUGA: Pemandu Wisata Juara Kompetisi Inovasi Layanan Publik, Keren Banget

Meski mengalami keterbatasan fisik, gadis cantik berusia 17 tahun ini sangat percaya diri. Saat tampil membawakan dongeng Legenda Keong Emas, anak tunggal ini bisa menirukan berbagai macam suara. Mulai suara hewan hingga manusia.

Yang membuat para undangan terkesima adalah Dirta ternyata memiliki suara yang sangat merdu. Sampai-sampai banyak yang memberikan standing applaus.

BACA JUGA: Berkat Jam Tangan Kayu, Pemuda Klaten Raup Omzet Rp 150 Juta per Bulan

"Saya memang suka nyanyi. Saya pernah juara satu menyanyi se-Jawa Barat pada 2017. Bakat nyanyi saya dari buyut," kata Dirta yang ditemui di sela-sela puncak perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2019 Kemendikbud di Jakarta, Senin (28/10).

Dia menceritakan, awal mula ikut lomba mendongeng karena didorong teman-temannya di Sekolah Luar Biasa Negeri Kabupaten Bogor. Saat itu Dirta sering meniru suara teman-temannya maupun guru-gurunya.

BACA JUGA: Berbekal Kreativitas dan Sandal Jepit, Dinda Dapat Omzet Rp 1,5 Juta per Bulan

Akhirnya Dirta mendaftar dan dibantu guru-gurunya mencarikan tema dongeng. Dari tiga tema yang disodorkan, Dirta lebih enjoy dengan Legenda Keong Emas.

Dia pun belajar (mendengar) dari YouTube maupun TV. Hasilnya tidak sia-sia. Dirta bisa tampil sebagai pemenang pertama tingkat nasional.

Di balik kesuksesan Dirta, ada cerita sedih dari gadis berperawakan sedang ini. Gadis kelahiran 11 Oktober 2002 ini berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya kerja serabutan. Sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.

Meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, kedua orang tua Dirta ingin anaknya sukses. Sayangnya karena ketidaktahuan orangtuanya, Dirta terlambat masuk sekolah. Mestinya saat ini dia sudah kelas II SMA dan bukan II SMP.

"Iya saya telat masuk sekolah tetapi enggak apa-apa daripada tidak sekolah sama sekali," ucapnya.

Kehidupan keluarga Dirta yang sederhana, membuat gadis ini punya cita-cita besar. Dia ingin menjadi orang kaya. Dia sudah bosan hidup susah. Karena ingin jadi orang kaya, Dirta berusaha sekuat apapun.

"Saya harus jadi orang kaya makanya apapun saya lakukan. Saya ingin jadi penyanyi biar cita-cita jadi orang kaya tercapai," kata gadis penggemar Sammy Simorangkir ini.

Ditanya hadiahnya mau diapakan, Dirta menjawab dengan lugu. "Mau dibelikan laptop dan mau umrahkan orang tua saya."

Pada puncak acara tersebut, selain memberikan apresiasi kepada para pemenang lomba, BPBP meluncurkan produk kebahasaan dan kesastraan, di antaranya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) elektronik “Disnetra” untuk para penyandang disabilitas netra.

Bulan Oktober sebagai bulan Bahasa dan Sastra menjadi bulan pembuktian para pemuda-pemuda hebat dan para ahli bahasa dan sastra untuk memunculkan berbagai inovasi.

“Tahun lalu kami meluncurkan KBBI cetak khusus untuk saudara-saudara kita disabilitas netra dan tahun ini kami akan meluncurkan KBBI Disnetra yaitu KBBI elektronik bagi penyandang disabilitas netra. Alhamdulillah produk ini segera akan diluncurkan dan mudah-mudahan saudara kita sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas bisa juga meningkatkan literasi mereka setidaknya melalui jalan yang sama dengan kita yaitu melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia,” kata Kepala BPBP Kemendikbud, Dadang Sunendar.

Dia melanjutkan, seiring dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat, maka bahasa dan sastra Indonesia juga terus berkembang. Perkembangan bahasa dan sastra berlangsung secara alami ataupun terencana sesuai dengan garis haluan kebahasaan yang menjadi kebijakan nasional.

"Hal itu dimaksudkan agar perkembangan bahasa dan sastra dapat selaras dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dalam berbagai bidang baik dalam bidang sosial budaya, politik, ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi, komunikasi massa, pemerintahan maupun dalam bidang-bidang lain,” terangnya.

Dadang mengungkapkan bahwa pengembangan bahasa di tanah air harus terus dilakukan oleh BPBP. Selain itu perlindungan terhadap bahasa dan sastra daerah juga harus secara paralel dilakukan bekerja sama dengan pemerintah daerah di Indonesia karena perlindungan ini berarti pula perlindungan terhadap keberagaman Indonesia yang multi etnis dan multilingual.

“Saya akan terus mendukung berbagai upaya untuk menegakkan kedaulatan bangsa Indonesia di tanah air, melestarikan bahasa daerah serta mendukung semua lapisan masyarakat untuk menguasai bahasa asing strategis untuk meningkatkan daya saing kita,” tegas Dadang. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler