jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Jasa Raharja Rivan Achmad Purwantono menyampaikan setiap tahun, rata-rata jumlah kendaraan di Indonesia tumbuh sekitar empat persen, panjang jalan non-tol dan jalan tol tumbuh enam persen, serta jumlah penduduk naik rata-rata 1,1 persen.
Hal itu disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara IFG dengan Komisi VI DPR pada Selasa (17/9).
BACA JUGA: Jasa Raharja Raih Penghargaan di Ajang 5th Indonesia Top Insurance Award 2024
Rivan menyampaikan kondisi tersebut menunjukkan peningkatan probabilitas atas potensi kecelakaan lalu lintas.
Untuk mengatasi hal ini, Jasa Raharja terus melakukan berbagai langkah strategis, salah satunya dengan membangun sistem terintegrasi bersama seluruh mitra kerja terkait, seperti kepolisian, Dukcapil, hingga rumah sakit.
BACA JUGA: Selamat, Jasa Raharja Sabet 3 Penghargaan Sekaligus
"Saat ini, rata-rata kecepatan penyerahan santunan meninggal dunia secara nasional dapat direalisasikan dalam waktu satu hari tujuh jam, sedangkan untuk penyelesaian berkas santunan dicapai dalam waktu sembilan menit 13 detik," ujar Rivan.
Selain kecepatan penyerahan santunan, Jasa Raharja juga terus berupaya meningkatkan pelayanan dengan membuat standarisasi perawatan di 582 rumah sakit atau seratus persen RS di bawah naungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
BACA JUGA: Jasa Raharja: Sinergi jadi Kunci Pelayanan Angkutan Penyeberangan yang Berkeselamatan
"Kami juga telah meluncurkan buku Diagnosis Cedera, Formularium, dan Kompendium Medis Nasional Jasa Raharja (DC-FKMN-JR) yang akan menjadi panduan teknis tentang biaya perawatan untuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang menangani korban kecelakaan," papar Rivan.
Rivan juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Komisi VI DPR atas arahan dan masukan anggota dewan yang telah diimplementasikan menjadi inisiatif strategis yang berdampak pada kecepatan layanan korban laka.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama IFG Hexana Tri Sasongko menyampaikan IFG sebagai holding asuransi dan penjaminan, mendapatkan penugasan untuk menjadi bagian penting dalam penyelesaian asuransi milik pemerintah.
"Sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah menyelamatkan industri asuransi, khususnya jika penyelesaiannya memerlukan solusi yang komprehensif lintas kementerian/lembaga, tentunya juga memerlukan dukungan dari Komisi VI untuk mendorong inisiatif-inisiatif yang dilakukan guna menyelesaikan permasalahan yang ada," ungkapnya.
Hexana menambahkan IFG memiliki perspektif masa lalu untuk menyehatkan industri asuransi, perspektif hari ini untuk membangun praktik terbaik, dan perspektif masa depan untuk membangun industri asuransi dan penjaminan yang dapat berkontribusi secara baik kepada ekonomi Indonesia.
"Tentu saja juga bagaimana membangun paradigma yang benar di masyarakat sehingga asuransi benar-benar menjadi suatu kebutuhan," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima menyampaikan RDP tersebut dilaksanakan untuk mendengarkan hal-hal yang berkaitan dengan kondisi korporasi.
"Holding IFG ini terbentuk juga merupakan salah satu legacy dari Komisi VI dan dalam lima tahun ini sudah mengalami berbagai perbaikan yang kami dukung secara politik," ujarnya.
Lebih lanjut Aria mengatakan selain kisah sukses, proses implementasi operasional IFG juga menghadapi berbagai tantangan.
"Oleh karena itu, transformasi berkelanjutan perlu menjadi perhatian untuk meningkatkan daya saing, dalam rangka meningkatkan kinerja sekaligus kontribusi IFG," ucapnya.
RDP tersebut juga dihadiri oleh sejumlah Anggota Komisi VI DPR lainnya, Direktur dari IFG, Jasa Raharja, dan anak usaha lainnya, serta Direksi PT Jasaraharja Putera, sebagai anak usaha Jasa Raharja. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi