jpnn.com - JAKARTA- Direktur Umum RSUD Koja Jakarta Theryoto mengungkapkan, banyak masalah yang dihadapi rumah sakit dalam implementasi layanan jaminan kesehatan nasional (JKN).
Terutama menyangkut kepesertaan layanan dan pembiayaan. Itu sebabnya layanan BPJS tidak bisa maksimal," kata Theryoto, Senin (25/4).
BACA JUGA: Fahri Hamzah: Jadi Pemimpin Jangan Kuping Tipis
Dari sisi pembiayaan, misalnya. BPJS Kesehatan kerap terlambat membayar klaim biaya kesehatan ke RSUD Koja. Sejak Juni 2015, klaim biaya kesehatan dari RSUD Koja kepada BPJS Kesehatan baru dibayar tiga bulan kemudian.
"Kalau tagihan rumah sakit dibayarkan per triwulan, yang susah rumah sakit. Karena harus membiayai sendiri sementara dana RSUD terbatas," keluhnya.
BACA JUGA: Diperiksa Soal Pertemuan di Rumah Aguan, Anggota DPRD Ini Ngaku Tidak Ikut
Sementara dari sisi pelayanan, menurut Theryoto, RSUD Koja sering kesulitan merujuk pasien kasus tersier karena keterbatasan tempat tidur di rumah sakit rujukan.
"Seharusnya petugas BPJS Kesehatan di tiap RS mengintegrasikan informasi ketersediaan tempat tidur RS dalam satu sistem agar RS bisa mengetahui RS mana yang tempat tidurnya masih tersedia," terangnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Polisi Selidiki Motif Kepala BNPD Tolikara Sebarkan Isu Konflik
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri Prihatin dengan Nasib Irjen Anton Charliyan
Redaktur : Tim Redaksi