jpnn.com, BANDUNG - Jelang peresmian Sentra Kreasi ATENSI (SKA) Balai Ciungwanara pada Sabtu pagi. Tampak, seorang pria di antara penyandang disabilitas fisik lainnya duduk dengan santai.
Pria itu bernama Saparman. Seorang disabilitas fisik penerima bantuan ATENSI dari Kementerian Sosial (Kemensos), dia merantau dari ranah minang untuk berjualan di Masjid Raya dan Alun-alun Kota Bandung.
BACA JUGA: Mensos Resmikan Sentra Kreasi ATENSI Ke-4, Produk Kemensos Dibidik Go Internasional
"Setiap hari saya ke masjid raya dan alun-alun berjualan berbagai makanan dan minuman ringan, seperti roti, kopi, dan permen," ujar pria paruh baya ini.
Bagi Saparman, keterbatasan fisik tak lantas memadamkan semangatnya untuk mencari nafkah halal bagi keluarganya.
Juga, sebagai penyandang disabilitas tidak berarti patah arang, melainkan menjadi tantangan untuk berjuang demi kehidupan tanpa mengharapkan rasa iba dan belas kasihan dari orang lain.
BACA JUGA: Risma Persilakan Keluarga Penerima Bansos Kemensos Memanfaatkan SKA
"Putar otak, bagaimana cara saya bisa jualan keliling lalu terpikir untuk memodifikasi motor sesuai kebutuhan dan kondisi fisik," kata Saparman.
Tekun dan ulet bapak empat anak ini lambat laun membuahkan hasil, termasuk menjadi salah seorang penerima bantuan ATENSI bidang kewirausahaan Rp 20.500.000 berupa motor listrik roda tiga dan modal usaha.
"Dengan bantuan itu, saya sangat bersyukur dan alhamdulillah bisa menunjang usaha yang sedang dirintis," kata Saparman, haru.
Tak muluk-muluk, dia berharap bisa menambah satu unit motor lagi untuk keperluan usahanya, sebab motor listrik terbatas karena harus mengisi daya usai dipakai enam jam.
"Satu unit motor listrik kekuatannya enam jam dan harus di-carge ulang. Nah, dengan memiliki satu unit lagi motor dengan bensin agar bisa menempuh berjualan dengan jarak jauh," harap Saparman. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia