ACARA musyawarah besar (mubes) Badan Musyawarah (Bamus) Betawi batal digelar. Beredar kabar, acara mubes batal digelar gara-gara didahului oleh acara Kongres Rakyat Betawi (KRB) II di Gedung Joang, Jakarta Pusat, Kamis (14/2).
Salah seorang panitia Mubes Betawi, Rachmat H S, mengakui acara Mubes batal digelar dan diundur awal Maret mendatang. "Acara memang diundur karena ada masalah dari kepanitiaan," ujar Rachmat.
Di lain pihak, Ketua Bamus Betawi Nachrowi Ramli justru mengatakan alasan pengunduran mubes karena menunggu kepastian tokoh-tokoh Betawi untuk hadir dalam acara itu. "Kami mengharapkan sekali semua tokoh-tokoh Betawi termasuk Pak Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta bisa hadir dalam acara ini. Untuk itu kami harus merubah waktu yang tepat agar semua yang kami undang bisa hadir," tutur Nachrowi.
Sementara KRB II yang digelar kemarin menghasilkan gagasan bahwa masyarakat Betawi mendorong agar pusat pemerintahan dipindah dari Jakarta. "Hasil kongres ini salah satunya adalah kami warga Betawi akan mendorong agar pemerintahaan pusat segera dipindah. Karena kami sebagai warga Betawi menilai Jakarta sudah tidak bisa menampung semua beban keberadaan pusat pemerintahan di sini," kata Biem Benyamin yang juga penggagas KRB.
Selain dihadiri Biem Benyamin sebagai pendiri, KRB II dihadiri juga oleh mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sarwono Kusumaatmadja, Wakil Ketua DPRD Jakarta Lulung Lunggana dan pengamat perkotaan, Andrinof Chaniago.(pes/jpnn)
Salah seorang panitia Mubes Betawi, Rachmat H S, mengakui acara Mubes batal digelar dan diundur awal Maret mendatang. "Acara memang diundur karena ada masalah dari kepanitiaan," ujar Rachmat.
Di lain pihak, Ketua Bamus Betawi Nachrowi Ramli justru mengatakan alasan pengunduran mubes karena menunggu kepastian tokoh-tokoh Betawi untuk hadir dalam acara itu. "Kami mengharapkan sekali semua tokoh-tokoh Betawi termasuk Pak Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta bisa hadir dalam acara ini. Untuk itu kami harus merubah waktu yang tepat agar semua yang kami undang bisa hadir," tutur Nachrowi.
Sementara KRB II yang digelar kemarin menghasilkan gagasan bahwa masyarakat Betawi mendorong agar pusat pemerintahan dipindah dari Jakarta. "Hasil kongres ini salah satunya adalah kami warga Betawi akan mendorong agar pemerintahaan pusat segera dipindah. Karena kami sebagai warga Betawi menilai Jakarta sudah tidak bisa menampung semua beban keberadaan pusat pemerintahan di sini," kata Biem Benyamin yang juga penggagas KRB.
Selain dihadiri Biem Benyamin sebagai pendiri, KRB II dihadiri juga oleh mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sarwono Kusumaatmadja, Wakil Ketua DPRD Jakarta Lulung Lunggana dan pengamat perkotaan, Andrinof Chaniago.(pes/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Meruya Minta Jokowi Patuhi Putusan MA
Redaktur : Tim Redaksi