jpnn.com, TEHERAN - Sekelompok mahasiswi di Teheran berusaha mengusir Presiden Iran Ebrahim Raisi yang mengunjungi kampus mereka Sabtu (8/10).
Dalam pidatonya di Universitas Alzahra, Raisi mengecam para pengunjuk rasa yang telah mengguncang stabilitas republik Islam tersebut.
BACA JUGA: Iran Tuding Rezim Zionis Sponsori Perusuh Membakar Al-Quran dan Masjid
Dia bahkan membacakan puisi yang menyamakan "perusuh" dengan lalat.
"Mereka membayangkan mereka dapat mencapai tujuan jahat mereka di universitas," kata Raisi.
BACA JUGA: Siswi Iran Memberontak, Copot Hijab dan Acungkan Jari Tengah
"Tanpa sepengetahuan mereka, mahasiswa dan profesor kami waspada dan tidak akan membiarkan musuh mewujudkan tujuan jahat mereka."
Namun, rupanya tidak semua pelajar di kampus itu memiliki pandangan positif terhadap Raisi.
BACA JUGA: Turut Lestarikan Batik, Puan Hingga Irana Jokowi Ikuti Parade Kebaya di Solo
Sebuah video yang diposting di Twitter oleh situs web aktivis 1500tasvir menunjukkan para mahasiswi meneriakkan "Pergi Raisi!" dan "Pergi Mullah!" ketika presiden mengunjungi kampus mereka.
Video media sosial lainnya menunjukkan siswa meneriakkan: "Kami tidak ingin tamu yang korup", mengacu pada Raisi.
Iran telah diguncang gelombang demonstrasi sejak perempuan Kurdi bernama Mahsa Amini tewas di sel polisi hijab pada pertengahan September lalu.
Amini ditangkap di Teheran pada 13 September karena mengenakan "pakaian yang tidak pantas" dan meninggal tiga hari kemudian.
Kematiannya telah memicu demonstrasi nasional, menandai tantangan terbesar bagi para pemimpin ulama Iran dalam beberapa tahun.
Wanita telah menanggalkan cadar mereka yang bertentangan dengan pendirian ulama sementara massa yang marah menyerukan jatuhnya Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Pemerintah telah menggambarkan protes sebagai plot oleh musuh Iran termasuk Amerika Serikat, menuduh pembangkang bersenjata - antara lain - kekerasan di mana setidaknya 20 anggota pasukan keamanan telah dilaporkan tewas.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan lebih dari 185 orang telah tewas, ratusan terluka dan ribuan ditangkap oleh pasukan keamanan yang menghadapi protes. (reuters/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif