jpnn.com - JAKARTA - Ratusan orang yang tergabung di dalam Presidium Banten Bersatu menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tujuan kedatangannya untuk meminta Ketua KPK Abraham Samad mengklarifikasi pernyataannya soal santet.
"Abraham mengatakan bahwa Banten adalah gudang santet. Seharusnya sebagai Ketua KPK, Abraham berpendidikan tapi nyatanya dia tidak berpendidikan. AS (Abraham) harus klarifikasi bukan hanya kepada rakyat Banten tapi seluruh dunia," kata salah satu demonstran di depan gedung KPK, Jumat (20/12).
BACA JUGA: Satgas Kompi Zeni TNI Konga Terima Medali PBB
Ia menjelaskan, masyarakat Banten merasa dilecehkan dengan pernyataan Abraham soal santet. Mereka yakin tidak ada santet di Banten. "Saya sebagai rakyat Banten merasa dilecehkan dianggap sebagai warga yang suka menyantet. Kami punya etika," katanya yang disambut tepuk tangan para demonstran lainnya.
Menurutnya, jika Abraham mengatakan dirinya tidak takut santet maka dia mendukung bahwa Banten merupakan kota santet. "Tidak seyogyanya ketua KPK asal ceplos. Apakah di Banten ada santet? Tidak ada santet di Banten," katanya dengan nada tinggi.
BACA JUGA: Kerahkan 1.000 Polisi, Jemaat Katedral Bakal Digeledah
Dalam aksi demonstrasi, massa aksi memadati jalur lambat di depan gedung KPK. Sehingga jalur itu tidak bisa dilewati kendaraan. Para pengendara yang menuju arah Mampang dari Menteng hanya bisa melewati jalur cepat.
Aparat kepolisian tampak bersiaga di depan gedung KPK. Aksi demonstarsi ini pun menjadi tontonan para warga yang melewati Jalan HR Rasuna Said.
BACA JUGA: Bela Atut, Sebut Abraham Lecehkan Warga Banten
Di area pelataran KPK sudah ada mobil penerangan kepolisian. Sementara itu di depan Gedung Jasa Raharja yang terletak di samping kantor KPK sudah ada satu water canon dan satu buah barakuda.
Soal santet ini menyeruak begitu Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dijadikan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan pengamat politik dari Universitas Mathla'ul Anwar Banten, Ali Nurdin menyikapi kemungkinan adanya serangan santet menyusul ditetapkannya Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sebagai tersangka korupsi oleh KPK.
Ia menyarankan agar pimpinan dan seluruh jajaran KPK diminta untuk sering-sering Yasinan bersama, baik di kantor maupun di rumah masing-masing. Ritual tersebut perlu dilakukan jajaran KPK untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan dijauhi dari segala marabahaya.
"Saya akui, sulit memang menghapus imej santet dengan Provinsi Banten. Memang sudah dari sononya. Tapi KPK tidak perlu takut dengan santet karena mudah menangkalnya, yakni sering-sering membaca Yasin dan dekatkan diri kepada Allah," saran Ali Nurdin, Rabu (18/12).
Kalau KPK bergeming karena isu santet, menurut Ali Nurdin, ini merupakan sebuah kemunduran besar bagi KPK dalam menegakkan hukum dan memberantas korupsi di Banten khususnya dan Indonesia umumnya.
"Kalau saya malah mendorong KPK segera saja menyelesaikan kasus dugaan korupsi Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah secara hukum dan terus-menerus mendekatkan diri kepada Allah. Kalau diulur-ulur malah memberi ruang bagi dunia santet untuk beraksi," tegasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sewa Pengacara, SBY Dinilai Mulai Ketakutan
Redaktur : Tim Redaksi