jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia Prof Salim Haji Said kembali menegaskan soal pernyataannya yang disalahtafsirkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pernyataannya itu tentang kemelut di tubuh Demokrat beberapa waktu lalu. Akibat pernyataan itu, Salim diserang banyak pihak.
Saat itu Salim Said menyebut SBY yang pertama kali melakukan kudeta di Partai Demokrat dengan menjadikan anaknya sebagai ketua umum partai.
Menurutnya, andai saja AHY dan pihak lain yang menyerangnya menyimak wawancara di kanal YouTube Karni Ilyas Club sejak awal, maka akan memahami bahwa pernyataan itu adalah kutipan, yang didapatnya dari orang-orang yang selama ini bersama Moeldoko dan menggelar KLB di Sibolangit, Sumatera Utara.
BACA JUGA: Bertemu Gubernur DKI Jakarta, AHY : Demokrat Mendukung Langkah Anies
"Coba disimak sejak awal. Saya itu hanya mengutip pernyataan mereka yang di kubu Moeldoko. Apa alasannya bergabung. Jadi itu bukan pernyataan saya sendiri," kata Salim Said di kanal YouTube Forum News Network (FNN), Senin (10/5).
Salim mengaku hanya berusaha mendudukkan permasalahan di Partai Demokrat dengan jelas.
BACA JUGA: Anggap Pamor Demokrat Meredup, Salim Said: Kenapa Moeldoko Terlibat di Situ?
Jadi, kata Prof Salim, yang menuduh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 'membudayakan' kudeta itu adalah orang-orang yang berseberangan dengan Demokrat kubu AHY.
"Kalau diperhatikan, bukan saya yang mengatakan SBY mengajari kudeta. Saya hanya mengutip ucapan orang lain. Ini klarifikasi buat mereka-mereka yang menyerang saya," katanya.
Salim Said juga menyayangkan Ketum Demokrat AHY yang langsung menyerangnya saat diwawancarai Karni Ilyas.
"Sekarang saya mengerti bahwa banyak orang salah memahami. Dikira pendapat saya, padahal itu bukan. Jadi ini klarifikasinya untuk publik,' ujarnya.
Salim Said menegaskan sama sekali tidak ingin terlibat politik, apalagi sampai menyerang mantan Presiden SBY maupun Partai Demokrat.
"Saya tidak mau terlibat pro dan kontra. Saya ini pengamat, saya ini ilmuwan bukan politisi. Saya tidak punya pendapat soal Demokrat, hanya sekadar mengemukakan data-data yang ada," pungkasnya. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad