Diskon, Siasati Cara Belanja

Jumat, 14 Juni 2013 – 08:51 WIB
SEKEDAR jalan-jalan dan cuci mata di mal, sambil lirik-lirik ke etalase butik memang sudah menjadi kebiasaan umum. Apalagi wanita, memang tidak bisa jauh dari agenda berbelanja. Bahkan, setiap waktu pun selalu saja ada item yang dibeli tanpa sengaja.

Terlebih saat ada kata sale yang terpampang di etalase sebuah toko pakaian, menjadi magnet bagi wanita untuk segera mendekatinya. Keinginan untuk segera masuk dan berburu pakaian pun menjadikan mereka implusif. "Kalau ke mal dan liat diskon emang suka kalap," kata Ekki Yuliandini Putri (20).

Menurut Ekki, mal bukan hanya jadi tempat belanja, tapi bisa juga jadi tempat rekreasi. Ya, jalan-jalan di mal sambil melihat-lihat barang yang dipajang atau yang biasa disebut window shopping. Melihat manekin-manekin cantik memakai baju-baju indah lengkap dengan aksesori, rasanya sudah membuat mata menjadi lebih segar.

Dan inilah yang disebut dengan istilah cuci mata. "Dengan sering jalan-jalan cuci mata di mal, kita juga bisa sekaligus survei harga. Jadi tahu harga barang itu sebenarnya, nggak mudah terjebak iming-iming diskon," lanjut mahasiswi Fakultas Ekonomi Unswagati.

Melihat tawaran diskon yang ada di beberapa mal saat weekend atau liburan, tak membuat wanita yang menjalani aktivitas kuliah sambil bekerja ini tergiur. Menurutnya, saat ke mal jangan sampai terjebak nafsu belanja yang tidak ada habisnya. "Pertimbangkan sebelum membelanjakan uang. Barang itu termasuk kategori keinginan atau kebutuhan. Karena biasanya beberapa toko menaikkan harganya dahulu, lalu mereka memberikan potongan harga, jadi sebenarnya tidak ada potongan harga. Kalau diskon sih nggak akan ada habisnya. Walaupun sering ke mal, tapi kita harus jadi pembeli yang cerdas," tuturnya.

Wanita yang bekerja di PT KAI Daop 3 Cirebon itu mengatakan, meski mempunyai penghasilan sendiri setiap bulannya, bukan berarti seenaknya dalam membelanjakan uang. "Setiap bulan saya bikin target atau list belanja. Kalau pas ada diskon sepatu atau tas tapi itu nggak ada di catetan target bulanan, ya nggak saya beli," ungkapnya.

Selain membuat list bulanan, Ekki mengaku selalu menahan diri dari godaan tawaran penjualan. "Toko emang diciptakan untuk menguras kantong pembeli dengan berbagai tawaran diskon. Tapi kalau tahu triknya, kita bisa menahan godaan dari tawaran-tawaran tersebut," tukasnya lagi.

Bukan Ekki saja, Elsa Lalasari (33) mengatakan, tidak bisa dipungkiri bahwa iming-iming diskon membuat siapa saja tergoda. "Makanya saya selalu bikin daftar belanja. Kalaupun tergiur barang diskon, ya belinya terbatas," ujar wanita yang bekerja sebagai Personality Development Programme di beberapa konsultan pelatihan ini.

Untuk menghindari godaan diskon, Elsa membawa uang seperlunya saat keluar rumah. "Kalau kurang tinggal ke ATM. Dengan begitu, setidaknya kita tahu anggaran per harinya berapa dilihat dari uang yang kita siapkan di dompet," katanya.

Elsa mengaku, dirinya masih perlu meningkatkan managemen keuangan. Namun, untuk mengatur keuangan, lanjut Elsa, harus mengetahui apa saja kebutuhan-kebutuhan pribadi yang harus dipenuhi. "Selain itu, kita juga perlu mencatat pengeluaran. Ini bisa menjadi bahan untuk pengeluaran besoknya. Kalau pengeluaran hari ini ternyata melebihi anggaran, maka pengeluaran kemudian hari harus bisa lebih disesuaikan lagi," jelasnya. (mike dwi setiawati)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Tips Membakar Lemak Tubuh

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler