Disoal, PSSI versi Djohar Temui Kapolri

Selasa, 03 April 2012 – 08:21 WIB

JAKARTA-Sepertinya PSSI versi Djohar Arifin dan PSSI versi KLB Ancol yang dikomandani La Nyalla Mattalitti tidak bakal bisa rujuk. Terakhir, kabarnya pengurus PSSI versi Djohar Arifin, Bernhard Limbong, Minggu (1/4) meminta Kapolri, Jenderal Timur Pradopo menyetop semua izin pertandingan yang digelar PT Liga Indonesia selaku penyelenggara ISL.

Limbong menilai upaya rekonsiliasi yang diinginkan PSSI tak menuai hasil sejauh ini karena izin pertandingan untuk ISL masih dikeluarkan oleh kepolisian. Menurut Limbong, izin untuk pergelaran kompetisi sepak bola seharusnya diberikan hanya kepada penyelenggara kompetisi resmi yang dinaungi oleh PSSI sebagai induk organisasi sepak bola di Indonesia.

Selama izin dari kepolisian untuk pertandingan ISL terus dikeluarkan, Limbong merasa itu akan semakin mempersulit PSSI untuk melakukan rekonsiliasi.

Ketua Umum PSSI versi Kongres Luar Biasa (KLB), La Nyalla Mattalitti, menanggapi keinginan Ketua Tim Rekonsiliasi PSSI, Bernhard Limbong, sebagai sebuah usaha sia-sia. Menurut La Nyalla, Polri tak ada urusannya dengan konflik internal PSSI.

Dikatakan, Limbong tidak memahami tugas kepolisian dan menegaskan bahwa Polri tak ikut campur dalam urusan konflik internal PSSI. "Polri tidak ikut campur konflik internal PSSI antara siapa melawan siapa. Polri berkewajiban melakukan pengamanan di setiap kegiatan masyarakat, baik diminta maupun tidak oleh masyarakat. Apakah Limbong itu tahu apa sebenarnya tugas Polri" Apakah Limbong tahu bahwa Polri itu milik semua rakyat Indonesia," ujar La Nyalla.

Sementara itu, PSSI meminta dukungan dari Nirwan Dermawan Bakrie untuk menyelesaikan polemik sepak bola nasional. Sosok Nirwan yang dipandang memiliki pengaruh dan punya pengalaman luas di jagad sepak bola nasional, akan membantu PSSI dalam mencari solusi terkait polemik dengan klub Liga Super Indonesia.

Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin mengatakan, pihaknya segera akan menemui Nirwan untuk meminta masukannya terkait rencana membangun sepak bola Indonesia ke depan. "Kita akan meminta dukungan beliau. Karena pak Nirwan sudah berpengalaman dan dihormati oleh klub," ujar Djohar ketika dihubungi wartawan, Senin (2/4).

Dia menambahkan, pengaruh Nirwan bisa menjadi jembatan antara PSSI dengan klub. Dia percaya Nirwan sebagai sosok yang mencintai sepak bola tidak ingin Indonesia terkena sanksi FIFA. Karena itu, jalur komunikasi segera dibangun antara pimpinan PSSI dengan adik kandung Aburizal Bakrie tersebut.

Selain memiliki pengaruh, PSSI menilai Nirwan punya jasa besar membangun pembinaan usia muda di Indonesia. Dedikasi Nirwan itu dipandang sejalan dengan program regenarasi pemain yang kini digalakkan PSSI. "Karena itu komunikasi akan segera kita lakukan dan tentunya juga komunikasi dengan klub," ujar Djohar.

Selain Nirwan, komunikasi juga dengan klub juga terus akan diintensifkan PSSI dengan klub Liga Super Indonesia. Walau di kesempatan sebelumnya upaya rekonsiliasi gagal, PSSI tetap yakin pintu islah akan terbuka. Untuk itu PSSI segera akan menanyakan apa keinginan klub LSI terkait format acara rekonsiliasi. "Kami akan menanyakan ke tiap klub apa format rekonsiliasi. Apakah secara massal atau pertemuan per klub," ujar Djohar.

Selama ini, Djohar mengaku banyak informasi yang tidak sampai secara utuh kepada klub. PSSI, kata dia, siap mendengarkan keinginan klub, terutama tuntutan soal kompetisi. "Intinya kami harus mendengar apa yang klub-klub inginkan dahulu. Baru setelah itu bisa kita komunikasikan tawarannya (soal kompetisi) seperti apa," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Djohar juga mengomentari keputusan komite eksekutif FIFA yang memperpanjang tenggat waktu bagi Indonesia untuk menyelesaikan dualisme kompetisi. Menurut Djohar keputusan FIFA adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk menyelesaikan polemik secara bermartabat.

Dia membandingkan sikap AFC yang ngotot tidak ingin Indonesia disanksi dengan sikap segelintir oknum "politikus" sepak bola yang justru mendorong sanksi FIFA. Hal itu dia sayangkan karena mengedepankan kepentingan kelompok dibanding bangsa dan negara. Dikatakan, seharusnya oknum ‘politikus’ tersebut berkaca pada AFC. Yang bukan warga Indonesia tapi justru tidak ingin Indonesia terkena sanksi. ”Sebaliknya ada oknum di Indonesia yang ingin PSSI disanksi," tambahnya.

Namun, rencana tersebut ditanggapi sinis oleh La Nyalla. "Sudahlah, Djohar jangan bicara rekonsiliasi terus. Karena kepengurusan dia sudah tidak sah karena terjadi KLB dan didatangi 81 suara asli. Justru mereka yang harus rekonsiliasi kepada kami. Ini semua sudah salah kaprah karena memang Djohar tidak mengerti statuta," jelas La Nyalla. (lis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kondisi Kantor PSSI Parah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler