Disokong Sektor Pariwisata, Pengamat Optimistis Perekonomian Nasional Bakal Naik di Era Prabowo

Rabu, 19 Juni 2024 – 22:37 WIB
Ilustrasi - Sejumlah wisatawan sedang berwisata di kawasan wisata Danau Kelimutu di kabupaten Ende, NTT Selasa (15/12/2020). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Nasional Siti Chotijah optimistis pertumbuhan ekonomi nasional ke depan meningkat di bawah pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto. Salah satunya karena ditopang oleh sektor pariwisata.

Menurut Siti, Prabowo memiliki keberpihakan terhadap pariwisata yang dapat mendongkrak ekonomi Indonesia tercermin dari kolom opini yang ditulis Prabowo di media asal Amerika Serikat (AS), Newsweek, berjudul 'The Road Ahead for Indonesia-One of the Fastest Growing Economies in Asia'.

BACA JUGA: Syarief Hasan: Gagasan Besar SBY Menggali Lebih Banyak Potensi Pariwisata

“Kami yakin itu, karena kami punya destinasi yang sangat melimpah baik dari destinasi alam, destinasi budaya ataupun destinasi buatan. Lalu juga ditunjang dengan berbagai rute penerbangan yang saat ini juga terus berkembang. Jika ini diprioritaskan, maka perekonomian nasional bakal merangsek naik,” kata Siti Chotijah di Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Siti menambahkan Prabowo yang didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memiliki kepedulian untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi pilar penopang ekonomi Indonesia ke depan.

BACA JUGA: Dorong Budaya Betawi Berdampak Bagi Kemajuan Sektor Pariwisata

“Jadi, kita optimis sekali dengan pariwisata ini sebagai salah satu sektor yang memang nanti akan menjadi sokoguru dari perekonomian Indonesia," ujar Siti.

Siti mencatat sektor pariwisata di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sumbangsih Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2023 sebesar 3,8 persen.

BACA JUGA: Lestari Moerdijat: Kinerja Sektor Pariwisata Harus Konsisten

Dia berharap di bawah kepemimpinan Prabowo -Gibran bisa mencapai 5 persen lebih.

“Melalui pariwisata, kami berharap bahwa pariwisata itu menjadi jawaban cara tercepat untuk meningkatkan perekonomian negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," harapnya.

Siti Chotijah meyakini kebijakan-kebijakan pariwisata ke depan juga akan memberikan dampak yang signifikan seiring dengan bertumbuhnya devisa, jika dibandingkan dengan sektor lainnya.

"Sumbangsih yang positif kalau dibandingkan dengan unsur lain seperti tambang dan pertanian tentu belum bisa menyamai dengan unsur tersebut dan juga perdagangan," bebernya.

Bahkan Siti optimistis bahwa pariwisata itu mampu memasuki lima penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Sebab sektor pariwisata turut menggerakkan banyak sektor lainnya.

Dia mencontohkan ketika orang berwisata, wisatawan juga butuh transportasi, baik transportasi udara, darat maupun laut, juga butuh akomodasi, makanan, oleh-oleh dan lainnya.

“Kalau kita lihat saja di pariwisata itu sebenarnya ada sekitar 13 juta di mana 13 juta itu belum termasuk ekonomi kreatif belum termasuk dari sektor UMKM dan kalau dijumlah mungkin lebih dari 30 juta orang Indonesia juga yang bergantung di sektor pariwisata," terangnya.

Menurut Siti, kalau melihat dari jumlah wisatawan sendiri, wisatawan mancanegara itu diperkirakan juga akan terus meningkat bahkan di tahun ini surplus 9,3 juta pasca pandemi di tahun 2023 kemarin.

Dia berharap dua sampai lima tahun ke depan Indonesia sudah mampu pulih seperti sebelum pandemi di mana capaian ada di angka 17 juta.

“Nah, untuk pertumbuhan wisatawan domestik sendiri, ini juga menjadi sangat tinggi karena memang pariwisata atau berwisata bukan lagi kebutuhan tersier tetapi kebutuhan primer lalu juga ditopang lagi dengan adanya pertumbuhan destinasi seperti destinasi keluarga, destinasi untuk weekend dan sebagainya,” ujarnya.

Sebetulnya, kata dia, sudah bisa dikatakan sebagai pariwisata dan kami sangat optimis untuk di sektor wisata ini juga mampu menopang ekonomi nasional," paparnya.

“Kalau masukan untuk membenahi pariwisata ke depan sebetulnya adalah kita harus kembali ke jati diri bahwa Indonesia itu sangat kaya akan budaya dan alam, di mana ini yang menjadikan kita ini layak untuk dikunjungi khususnya untuk wisatawan mancanegara. Lalu terkait dengan pengelolaan kelembagaan kemudahan izin ini juga tentu diperlukan," imbuhnya.

Prinsipnya, Siti menekankan konsep pengembangan, harus pariwisata bersifat nasionalis dan tetap memperhatikan kelestarian alam. Selain itu juga pembenahan terkait regulasi harga tiket agar terjangkau oleh masyarakat.

“Artinya mendorong bukan hanya wisatawan mancanegara tetapi wisatawan dalam negeri untuk lebih berwisata di Indonesia dan memberikan banyak kemudahan khususnya berbagai keluhan terkait dengan harga tiket. Ini juga harus menjadi perhatian," bebernya.

Siti sangat berharap konsep pariwisata Indonesia ke depan itu adalah konsep pariwisata yang juga tidak melupakan kualitas dan keberlanjutan. Pemerintah tidak bisa melupakan dua hal itu karena jangan sampai alam menjadi rusak, destinasi menjadi rusak.

"Harapannya itu akan menjadi tonggak untuk membuat program-program perencanaan di wisata. Jadi quality dan sustainability harus menjadi unsur-unsur utama," ujar Siti.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler