Disuntik Dana Segar, CFK Tambah Daya 1X60 MW

Rabu, 08 Agustus 2012 – 22:03 WIB
JAKARTA- PT Cahaya Fajar Kaltim (CFK) mendapat pinjaman senilai USD 25 juta dan  Rp392,5 miliar  dari  PT Bank Panin Tbk. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai investasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ekspansi berkapasitas 1X60 MW di Embalut, Kecamatan Tenggarong, Kaltim.

Penandatanganan perjanjian kredit yang disaksikan langsung Dirut PLN Nur Pamudji dilakukan Rabu (8/8) di Jakarta antara Dirut CFK Zainal Muttaqien dengan Direktur Korporasi Bank Panin Iswanto Tjitradi.

Bagi Panin, kata Iswanto, ini adalah kali kedua pihaknya mengucurkan pinjaman pada perusahaan listrik swasta pertama di Kaltim tersebut. "Kita sudah lihat PLTU CFK yang pertama dan terbukti efisien dan performa perusahaan (CFK) selama ini kita nilai juga baik," katanya menyebut alasan Panin kembali memberikan pinjaman. Sejak tahun 2011, total CFK sudah mendapat pinjaman mencapai Rp 1.020 triliun.

Zainal menjelaskan, PLTU ekspansi Embalut kali ini ditargetkan mulai bisa dijual (Commercial Operation Date) pada kuartal pertama 2014. Selanjutnya di semester kedua tahun 2014, bisa memasok listrik ke sistem interkoneksi Mahakam yang meliputi, Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara.

Dengan begitu, kebutuhan listrik di Kaltim dan sekitarnya yang selama 5 tahun terakhir tumbuh rata-rata 8 persen dapat terpenuhi. Selain kebutuhan listrik Kaltim, lanjut Zainak, CFK juga tengah berencan membangun pembangkit berkapasitas 2X100 MW di Kalteng, rencana lain di Kalimantan Barat sebesar 2X30 MW. "Kita juga sedang menjajaki di Nusa Tenggara Barat dan Sumatera," jelasnya.

Metode Baru

Dalam sesi tanya jawab, Zainal menyebut, proses pengurusan izin ekspansi dari PLN kemudian ke penandatanganan pinjaman tak lebih dari 6 bulan.  Cepatnya proses tersebut spontan memunculkan ide baru dari Dirut PLN Nur Pamudji. Untuk mempercepat pembangunan pembangkit listrik di tanah air, PLN akan membuat metode baru yakni lelang terbatas bagi produsen listrik swasta.

Metode yang bertujuan mempercepat ketersedian listrik bagi masyarakat tersebut melengkapi metode yang sudah ada yaitu lelang terbuka dan ekspansi seperti yang dilakukan CFK.

Metode lelang terbatas bagi perusahaan listrik swasta, lanjuta Nur, akan lebih mudah dilakukan sebab masing-masing perusahaan sudah memiliki jaringan pengadaan alat di dalam dan luar negeri serta adanya  bank yang siap mendukung dari segi pendanaan.

"Mereka sudah berpengalaman dan punya partner bank. Jadi lebih mudah," kata Nur. Metode baru ini, diyakini tak bertentangan dengan aturan yang sudah ada. "Tapi masing-masing perusahaan tetap saling berkompetisi," sambungnya. (pra/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bitung Tumpuan Barang Ekspor

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler