BANDA ACEH-Untung masih dikandung badan. Tujuh nelayan Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara, korban tabrak lari kapal tanker di Perairan Selat Malaka, selamat setelah terapung-apung 9 jam lamanya di laut.
Tag boat asing melintas kemudian menolong mereka dan tak lama setelahnya, Tim SAR Aceh mengevakuasi nelayan ini, untuk dibawa ke Aceh Daratan. Pasca dievakuasi tim SAR dan tiba di Pelabuhan Ulee Lheue Kota Bandaaceh. Nasrul, 32 tahun, pemilik boat nelayan ‘Rezeki Makmur’ dan juga nakhoda bersama keenam awak kapal lainnya, berucap syukur tak terhingga. Saat itu hal terburuk seperti kehilangan nyawa melintas dibenaknya.
Ia pun mengisahkan awal perjalananya melaut, 26 Desember lalu. Beberapa hari di laut, atau tepatnya Minggu (1/1) sekira pukul 04.15 WIB, mereka sedang melempar pancing. Dinihari itu, hujan lebat, meski tidak disertai angin kencang, mereka tidak melihat atau mendengar tanda-tanda ada kapal besar di sekitar lokasi melempar pancing itu.
Tanpa ada aba-aba berupa klakson atau lampu, tiba-tiba terdengar suara benturan cukup keras disertai goncangan dahsyat. Sedetik kemudian mereka terlempar menghantam benda keras dan setelahnya tercebur ka laut. “Belum bisa memikirkan apa-apa dan beberapa saat lamanya, kepala ‘blank’,” kata Nasrul, kepada koran ini, Selasa (3/1).
Satu malaman mereka terapung di lautan. Nasrul sudah kepayahan berenang sambil memanggil semua anak buah kapalnya. Baru saat mentari pagi menerangi laut lepas Perairan Selat Malaka, semua anak buahnya bisa berkumpul kembali.
Dua kali kapal besar melintas dan mengabaikan permintaan tolong mereka. Keduanya berbendera asing, bukannya menolong, malahan menghindar dan menjauh dari tempat mereka terapung-apung. Matahari pun telah lewat dari atas kepala, melintas lah kapal MV Limin Swordfish type Anchor Handling Tug, yang menarik tongkang. Kapal inilah yang menolong mereka.
Kapal Limin ini, tak mau berbalik arah ke Belawan lagi. Mereka pun, hanya bisa pasrah. Pihak kapal menghubungi Tim SAR Aceh, dan berhasil terhubung serta bersedia menjemput atau mengevakuasi mereka di Perairan Aceh antara Ulee Lheue dan Sabang.
Ikut bersama Nasrul, yaitu Syamsul Anwar 39 tahun, Sudarman 26 tahun, Andi Rahmat 33 tahun, Arifin 40 tahun, Najri 26 tahun, dan Mulkan 30 tahun. Ketujuh nelayan Tanjung Balai ini, merupakan warga Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara. Mereka melaut dengan kapal milik Nasrul dari tahun 2006. Sebelumnya menyewa kapal milik orang lain. Tak dinyana penghujung dan pergantian tahun ini, mereka harus kehilangan kapal tempat bersandar mengais rezeki di lautan lepas.
Amatan koran ini. Ketujuh nelayan itu, hanya tersisa baju yang di badan. Mereka menyebutkan baju yang dipakainya sudah mengering dan menjadi saksi bisu bagaimana mereka terapung dan terombang-ambing di laut, hingga diselamatkan kapal dan TIM SAR Aceh.
Sementara itu, Kapten Kapal Tim Basarnas RB208, Supriadi mengungkapkan, pihaknya dihubungi melalui radio Senin (02/01) sore menjelang magrib. Dikarenakan harus berkoordinasi dengan pihak keimigrasian bidang Karantina, mereka pun bersedia mengevakuasi pagi Selasa sekira pukul 07.30 WIB. (ian)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tamatan SD Dominasi Tenaga Kerja di Riau
Redaktur : Tim Redaksi