Ditangkap KPK Saudi, Pangeran Alwaleed Punya Harta Rp 229 T

Senin, 06 November 2017 – 07:21 WIB
Pangeran Alwaleed bin Talal dan istrinya, Amira. Foto: BBC.com

jpnn.com, RIYADH - Harga saham Kingdom Holding Co langsung jeblok begitu berita penahanan Pangeran Alwaleed bin Talal mencuat kemarin, Minggu (5/11). Alwaleed bin Talal yang dikenal luas di kalangan investor global adalah pemilik 95 persen saham di perusahaan investasi berbasis di Riyadh itu.

Penurunan saham mencapai 9,9 persen saat pedagangan di bursa saham Tadawul baru dibuka pada Minggu pagi. Bursa saham di sana hanya menoleransi keterpurukan saham maksimal 10 persen.

BACA JUGA: Pernah Hina Trump, Dianggap Ancaman bagi Putra Mahkota

Pangeran Talal atau yang juga biasa disebut Warren Buffett-nya Timur Tengah merupakan salah satu orang terkaya dan investor paling berpengaruh di dunia.

Versi majalah Forbes, kekayaannya mencapai USD 17 miliar atau setara dengan Rp 229,5 triliun. Penahanannya ditengarai berefek pada investasinya di berbagai penjuru dunia.

BACA JUGA: KPK Saudi Tangkap 11 Pangeran, Termasuk Orang Supertajir Ini

’’Orang-orang akan mencari tahu perusahan internasional apa saja yang berhubungan dengan orang-orang yang ditahan untuk melihat imbasnya,’’ ujar seorang pejabat senior di institusi finansial Eropa yang tidak mau dikutip namanya. Sebab, dekrit yang berujung penahanan tersebut juga memberikan kuasa pada komite untuk membekukan aset-aset orang-orang yang ditengarai terlibat korupsi.

Kingdom Holding yang didirikan Talal pada 1979 memiliki saham di taman bermain Disney, Apple, News Corporation, Twitter, Lyft, Citigroup, dan 21st Century Fox.

Talal juga berinvestasi di Hotel George V di Paris, Savoy di London, Plaza di New York, serta jaringan AccorHotels dan Canary Wharf di London. Dia dikenal sebagai investor berpengaruh yang pernah bekerja sama dengan Bill Gates, Rupert Murdoch, hingga Michael Bloomberg.

Pangeran Talal merupakan salah seorang target operasi dari program bersih-bersih Pangeran Mohammed bin Salman. Putra mahkota kerajaan Arab Saudi itu mengepalai Komite Antikorupsi dan menangkapi sebelas pangeran, empat menteri yang masih aktif, serta puluhan mantan menteri dan pebisnis.

Penangkapan dilakukan hanya beberapa jam setelah dekrit pembentukan Komite Antikorupsi dikeluarkan Raja Salman pada Sabtu (4/11).

’’Negara ini tidak akan eksis kecuali korupsi dibersihkan dan mereka yang korup mempertanggungjawabkan perbuatannya,’’ bunyi sebagian dekrit pembentukan Komite Antikorupsi tersebut. (Reuters/The New York Times/CNN/sha/c22/sof)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler