BOLOGNA--Sebuah kitab yang ditulis di lembaran kulit domba diduga merupakan versi kitab Taurat tertua di dunia yang pernah ditemukan.
Gulungan kitab suci agama Yahudi tersebut selama ini tersimpan di perpustakaan namun diberi label berbeda. Tadinya, kitab yang ditulis di atas lembaran kulit domba dan diberi label "Gulungan Nomor Dua" ini diperkirakan usianya hanya beberapa ratus tahun.
Namun berdasarkan uji karbon yang dilakukan Universitas Bologna Italia menunjukkan kitab Taurat ini kemungkinan versi paling tua di dunia. Ini dilihat dari bentuk tulisan yang diperkirakan ditulis lebih dari 850 tahun lalu.
"Gulungan ini adalah kumpulan lengkap kitab Taurat tertua yang diketahui dan karenanya memiliki nilai yang sangat tinggi," kata Mauro Perani, pakar bahasa Ibrani di Universitas Bologna seperti dilansir telegraph (29/5).
Dijelaskan, pada 1889 salah seorang petugas perpustakaan mereka, Leonello Modona, meneliti gulungan ini dan menyatakan bahwa Taurat ini berasal dari abad ke-17.
Profesor Perani pun lantas melakukan penelitian ulang dan ia menyadari bahwa huruf yang dipakai di gulungan ini sama dengan huruf dari tradisi Babilonia, yang berarti usianya sangat tua. "Setelah mencermati perbedaan ini saya langsung berpikir bahwa usianya pasti sangat tua," lanjutnya.
Pihaknya juga menyatakan kondisi gulungan Taurat ini sangat bagus. Sebelumnya, potongan Taurat beberapa kali ditemukan dan yang paling tua berasal dari abad ke-7. (Esy/jpnn)
Gulungan kitab suci agama Yahudi tersebut selama ini tersimpan di perpustakaan namun diberi label berbeda. Tadinya, kitab yang ditulis di atas lembaran kulit domba dan diberi label "Gulungan Nomor Dua" ini diperkirakan usianya hanya beberapa ratus tahun.
Namun berdasarkan uji karbon yang dilakukan Universitas Bologna Italia menunjukkan kitab Taurat ini kemungkinan versi paling tua di dunia. Ini dilihat dari bentuk tulisan yang diperkirakan ditulis lebih dari 850 tahun lalu.
"Gulungan ini adalah kumpulan lengkap kitab Taurat tertua yang diketahui dan karenanya memiliki nilai yang sangat tinggi," kata Mauro Perani, pakar bahasa Ibrani di Universitas Bologna seperti dilansir telegraph (29/5).
Dijelaskan, pada 1889 salah seorang petugas perpustakaan mereka, Leonello Modona, meneliti gulungan ini dan menyatakan bahwa Taurat ini berasal dari abad ke-17.
Profesor Perani pun lantas melakukan penelitian ulang dan ia menyadari bahwa huruf yang dipakai di gulungan ini sama dengan huruf dari tradisi Babilonia, yang berarti usianya sangat tua. "Setelah mencermati perbedaan ini saya langsung berpikir bahwa usianya pasti sangat tua," lanjutnya.
Pihaknya juga menyatakan kondisi gulungan Taurat ini sangat bagus. Sebelumnya, potongan Taurat beberapa kali ditemukan dan yang paling tua berasal dari abad ke-7. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hacker Tiongkok Bobol Markas Intelijen Australia
Redaktur : Tim Redaksi