"Panen padi tahun ini dipastikan akan jauh turun dari tahun lalu. Turunnya sekitar 50 persen. Karena kalau dulu rata-rata empat ton per hektare, sekarang paling tinggi dua ton per hektare," kata H Hamma, Ketua Kelompok Tani Bina Karya H Hamma.
Dijelaskan, sejak ditanam beberapa bulan lalu, padi milik kelompoknya tersebut sempat tiga kali diterjang banjir Sungai Sangatta. Akibatnya, padi yang baru berusia mingguan sudah disapu banjir. Beruntung tidak semua tanaman yang rusak sehingga masih berbuah.
Begitu juga dengan hama seperti tikus dan burung pipit menyerang tanpa mengenal waktu. Padahal, upaya pencegahan sudah dilakukan, namun ternyata tak mampu menghalau serangan hama tersebut.
Sementara Basir, warga Dusun Masabang Desa Sangatta Selatan mengaku, meski mendapat berbagai masalah, namun padi miliknya masih ada yang bisa dipanen. Meskipun jumlahnya tidak sebanyak tahun sebelumnya. "Kami berusaha untuk menjaga dan menyemprot hama tikus dan mengusir burung dengan berbagai cara, tetapi masih juga terus beraksi merusak padi. Apalagi serangan tikus, tidak hanya malam, namun siang juga. Jadi begitu panen kita rebutan agar tidak dirusak kedua hama itu," aku Basir.
Ia pun berharap, agar dimusim tanam tahun berikutnya, hasil produksi yang diperoleh bisa lebih baik dari tahun ini. "Yang penting cuacanya nggak berubah-ubah. Kalau sudah seperti tahun ini, bisa jadi rugi lagi," pungkas.(aj)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ladang Minyak Mentah Di Sawah Warga
Redaktur : Tim Redaksi