jpnn.com, JAKARTA - Larangan pulang kampung ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia selama pandemi Covid-19. Hal itu terjadi di India yang kini telah mulai melonggarkan aturan lockdown.
Seorang pria asal India bernama Odisha Patra diboikot oleh warga di desanya karena pulang kampung setelah bekerja di Bihar.
BACA JUGA: Di Tengah Pandemi Covid-19, Presiden Jokowi Perintahkan Proyek Strategis Terus Dikebut
Para warga bersikeras melarangnya meski dia sudah menjalankan karantina 14 hari sebelum dia pulang, dan dinyatakan bebas corona.
Pria berusia 30 tahun itu diketahui merupakan seorang videografer. Pada 3 Mei lalu dia pergi ke Bihar karena mendapatkan pekerjaan di daerah itu selama tiga hari.
BACA JUGA: Update Corona 29 Mei: Ada Kabar Baik dari Wisma Atlet
Setelah pekerjaannya selesai, dia memutuskan untuk kembali ke rumahnya.
Namun untuk bisa balik ke daerah asalnya, dia pun mendaftarkan diri ke otoritas untuk dilakukan pengetesan virus corona. Karena Patra tidak menunjukkan gejala, dia diizinkan karantina mandiri di sebuah di Berhampu selama 14 hari sesuai aturan.
Patra akhirnya mendapatkan izin berpergian. Namun, karena ada kabar terjadi cuaca buruk yang diprediksi angin topan Amphan, dia memutuskan untuk singgah ke kampung halaman di daerah Dolaba.
BACA JUGA: Update Corona 29 Mei: Alhamdulillah, Penambahan Pasien Positif Covid-19 Tak Sebanyak Kemarin
Sesampianya di desa itu, para warga datang ke rumah dan meminta Patra untuk melakukan karantina lagi sebelum menetap.
Warga bersikeras dan tak memperdulikan surat izin serta surat pernyataan negatif Corona yang telah dimiliknya.
Patra kemudian pergi ke kantor polisi setempat, meminta bantuan untuk menghilangkan keraguan para penduduk desa. Akhirnya Patra pun diizinkan tinggal di rumahnya.
Keesokan harinya, ayah Patra dikelilingi oleh penduduk desa terkait kehadiran anaknya.
Penolakan warga kembali pecah, Patra kembali diminta untuk di karantina terdekat untuk memastikan dia bebas dari Covid-19.
Namun, Patra memutuskan tidak akan memasuki pusat karantina dan memilih tinggal di mobilnya yang diparkir di lokasi pusat karantina.
“Saya memberi tahu masalah ini kepada pihak berwenang setempat tetapi tidak berhasil. Saya takut tertulari di karantina karena banyak pekerja migran, saya memutuskan untuk tetap berada di mobil saja," kata Patra seperti dikutip dari Cartoq, Kamis (29/5).
"Saya berharap pemerintah turun tangan dan menyelamatkan saya dari kesulitan ini," harap Patra.
Patra diketahui tinggal di dalam mobilnya setiap hari yang terparkir di karantina. Bahkan dia juga tidur dan makan di dalam mobil. Dia hanya keluar untuk menggunakan toilet di pusat karantina.
Sesuai dengan aturan lockdown, Patra bisa pulang setelah 7 hari masa karantina. Waktu tersebut terasa sangat lama untuk tetap berada di dalam mobil. (mg9/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian