Dituduh Nyolong Ayam, Anak SMP Diikat di Pohon, Disayat

Selasa, 07 Oktober 2014 – 08:07 WIB

jpnn.com - TANJUNG PURA -  Hanya karena dituduh mencuri ayam, Diki Wahyudi alias Yudi (14) dipukuli dengan posisi tubuh diikat di pohon. Tak hanya itu,  siswa kelas 3 SMP YP II Tanjung Pura ini juga disayat-sayat menggunakan kaca.

Peristiwa memilukan ini terjadi Minggu (5/10) sekitar pukul 14.00 WIB, di Jl. Musyawarah Lingkungan VII, Kel. Pekan Tanjungpura. Saat Yudi dan dua temannya berniat mengambil pulut manis ke rumah rekan mereka.
 
Sampai di sana, salah seorang teman Yudi berinisial Aam (14), iseng melempar seekor ayam. Sialnya, pemilik ayam bernama Pak Burhan alias Boan (50) datang menghampiri Yudi dan kedua temannya dengan membawah sebilah parang.

BACA JUGA: Cemburu, Pria Hantam Kepala Kekasih Pakai Balok

Melihat parang di genggaman Boan, kedua teman Yudi akhirnya melarikan diri. Sedang Yudi yang merasa tak bersalah tetap di tempat.

“Tapi ternyata yang mendatangi aku bukan cuma Pak Boan, tapi mereka berempat dan mengepungku. Sehingga akhirnya aku mencoba menghindar dan masuk ke dalam kolam bang,” kata Yudi dengan suara parau ketika ditemui wartawan, Senin (6/10) di RSUD Tanjung Pura.
 
Ditambahkan pelajar yang menetap di Jl. Pemuda, Kel. Pekan Tanjungpura itu, kemudian Pak Boan beserta anaknya bernama Fachri (23) dan 2 orang teman mereka bernama Iwan (49) dan Irfan (37) menarik rambut Yudi lalu mengangkatnya dari kolam.

BACA JUGA: Baru Seminggu Kenal, Sudah Remas-remas Pacar

Saat itu, Yudi berfikir ke-4 orang-orang tersebut sengaja mengangkatnya ke permukaan agar tidak tenggelam. Pikiran positif ini ternyata keliru, Yudi diangkat dari air ternyata untuk dianiaya.

“Saat diangkat itulah aku dipukuli. Kepala, punggung dan kupingku. Mereka memukuliku dengan kayu, batu, bahkan menyayat punggungku dengan kaca. Aku direndam lagi ke dalam kolam. Habis itu, diangkat lagi. Habis itu, aku diikat  di pohon pakai tali pinggang. Di depan orang-orang aku dipukuli lagi,“ ungkap buah hati pasangan Iwan dan Masitah Nasution ini terbujur lemah di ruangan Kasturi RSUD Tanjung Pura.
 
Beruntung, sejam setelah disiksa, sejumlah warga di sana melepaskannya walau tetap dihalangi Boan Cs. Tidak lama berselang anggota Polsek Tanjung Pura datang ke lokasi dan membawa Yudi dalam keadaan koma ke RSUD Tanjungpura. Sore itu juga Masitah membuat laporan pengaduan di Polsek Tanjungpura.

BACA JUGA: Bela Wanita Simpanannya, Suami Hantam Balok ke Istri

Sementara itu, ibu korban, Masitah (45) yang mendampingi Yudi di RSUD Tanjungpura mengaku tidak mengerti mengapa anak keempatnya dari 5 bersaudara itu sampai diperlakukan seperti itu.

“Aku gak nyangka bang anakku diperlakukan seperti binatang. Mereka tidak punya prikemanusian. Seolah-olah anakku penjahat besar. Aku berharap pelaku pemukulan anakku dan dihukum setimpal dengan perbuatanya,” katanya.
 
Sementara, Ketua Umum Lembaga Advokasi Perempuan dan Anak Sumatera (LAPAS), Togar Lubis SH.MH, yang juga membesuk Yudi, mengaku sangat prihatin melihat kondisi korban.

Togar Lubis juga menyayangkan terus terjadinya kasus serupa di Kabupaten Langkat yang sejak 3 tahun lalu dicanangkan sebagai Kabupaten Percepatan Layak Anak (KLA).

“Program Langkat sebagai Kabupaten Layak Anak terkesan sudah mati suri saat ini. Sejumlah SKPD terkait yang ikut serta dalam gugus tugas Kabupaten layak anak juga seakan hanya formalitas belaka. Anggaran yang dialokasikan di masing-masing SKPD untuk mensukseskan program mulia tersebut juga dicurigai hanya menjadi komoditi korupsi para pengelolanya,” beber aktivis penggiat anti korupsi dan perlindungan anak ini.
 
Ditambahkan oleh Togar Lubis, LAPAS juga sangat menyesalkan sikap penyidik Polsek Tanjung Pura yang tidak mempergunakan kewenangan yang diberikan oleh negara untuk mengamankan para pelaku selama 24 jam dan dikhawatirkan para pelaku akan melarikan diri.

“Penegakan hukum khususnya penanganan perkara anak di Langkat yang dilakukan oleh Polres Langkat dan jajarannya terkesan aneh. Jika anak sebagai pelaku, misal pelaku pencurian sawit khususnya milik pengusaha perkebunana maka penyidik dengan agresifnya langsung melakukan penangkapan dan penahanan. Namun ketika anak menjadi korban tindak pidana, polisi terkesan adem-adem saja,” geramnya. (jon/trg/deo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswi Digerebek, Pacarnya Ngaku Dua Kali Ngeseks di Mobil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler