Divisi Utama Berpotensi Turun Level

Kamis, 18 Desember 2014 – 06:49 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah problem yang terjadi di Divisi Utama Liga Indonesia musim lalu, membuat PT Liga Indonesia mencoba untuk berpikir lain.

Ya, operator kompetisi sepakbola profesional tanah air tersebut berencana menurunkan level kompetisi kasta kedua tanah air itu dari profesional ke amatir.

BACA JUGA: Kesulitan Finansial, Persik Buka Peluang Merger

"Artinya, bisa jadi kompetisi profesional di Indonesia hanya tinggal satu, yaitu ISL (Indonesia Super League)," ujar sekretaris PT Liga Indonesia, Tigor Shalom Boboy kepada Jawa Pos, kemarin (17/12). Itu adalah konsekuensi logis yang harus kami tempuh untuk memperbaiki kompetisi di negeri ini," lanjutnya

Menurut Tigor, penyebab utama Divisi Utama harus di singkirkan dari level profesional adalah banyaknya problem mendasar yang terjadi di musim lalu.

BACA JUGA: RUPS PT LI Mundur Januari

Seperti banyaknya tim yang walk over (WO), pembayaran gaji pemain dan pelatih yang tertunggak, fasilitas stadion yang jauh dari standar, termasuk sepak bola gajah yang melibatkan PSS Sleman dan PSIS Semarang di pertandingan babak delapan besar lalu.

"Intinya kami mau melakukan perubahan, apalagi saat ini gap profesionalisme antara tim tim di Divisi Utama dan tim tim di ISL juga sangat jauh," jelasnya.

BACA JUGA: Arema Keluhkan Jadwal Final IIC

"Jadi, untuk meminimalisir gap itu, lebih baik status profesional dihilangkan Divisi Utama dihilangkan dulu setelah itu dilakukan pembenahan secara perlahan lahan," timpalnya.

Selain turun level, PT Liga juga berencana memangkas jumlah klub anggota Divisi Utama. Bila saat ini klub anggota Divisi Utama berjumlah 58 klub, maka akan dikerucutkan menjadi 38 klub terbaik nasional.

"Semua rencana ini akan kami bahas di kongres tahunan Januari nanti. Target kami, 2017 mendatang sistem di Divisi Utama sudah bisa terbenahi dengan baik, " jelasnya.

Tommy Ermanto, manajer juara Divisi Utama Pusamania Borneo FC juga mendukung konsep yang dihembuskan oleh pihak PT Liga tersebut. Alasannya, masih banyak tim-tim di Divisi Utama yang standar manajerial dan administrasinya masih jauh dari idea. Termasuk juga dengan aspek infrastruktur yang jauh dari kata bagus.

"Seharusnya sudah seperti itu, Divisi Utama lebih baik di amatirkan aja, biar fokus ke pembinaan saja," jelas Tommy.

"Karena kami sendiri sudah merasakan saat di musim kemarin, banyak tim di musim lalu sepertinya tidak begitu siap untuk menjadi profesional, kemampuan mereka sangat jauh dari ideal, " timpalnya. (dik/ren)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sakit Pinggang Kambuh, Hendra/Ahsan Mundur di Laga Perdana


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler