Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad (Mendikbud) Mohammad Nuh menyampaikan, sampai dengan hari ketiga (1/8) pelaksanaan UKG telah diikuti 373.415 peserta. Dari jumalah tersebut sebanyak 243.619 peserta yang datanya sudah diolah.
“Memang ada yang ngadat, tetapi prinsipnya jalan. TUK yang tidak jalan distop, sedangkan yang normal tetap berjalan,” terangnya saat memberikan keterangan pers di Kemdikbud, Jakarta, Jumat (3/8) sore.
Nuh menyampaikan, guru-guru yang direncanakan mengikuti UKG di TUK yang dinonaktifkan tidak perlu datang. Mereka dijadwalkan ulang untuk mengikuti UKG pada gelombang kedua bulan Oktober mendatang.
Berdasarkan data yang telah masuk di Kemdikbud, rata-rata nilai UKG adalah 44,55. Untuk nilai tertinggi mencapai 91,12 dan terendah 0. “Peta ini kalau kita lihat dengan UKA (uji kompetensi awal) tidak jauh beda, yakni 4,2. Nilai UKG sementara yang paling tinggi diraih DI Yogyakarta (DIY) yang mencapai 51.03,” jelas Nuh.
Nuh merinci, untuk guru kelas sekolah dasar rata-ratanya 40.87, sedangkan untuk Penjaskes 42.59. Sementara mata pelajaran Bahasa Indonesia guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) rata-ratanya paling rendah dibanding mata pelajaran lain seperti IPA, IPS, dan matematika.
“Ada sesuatu yang harus kita rombak dalam kemampuan bahasa Indonesia para guru kita,” katanya.
Untuk sekolah menengah atas, mata pelajaran kimia paling rendah 37.9, sedangkan paling tinggi fisika 58,7.
Mendikbud menambahkan, penggunaan bandwith di server pusat hanya 2,34 persen, dan hambatan terjadi bukan bandwith di server, tetapi lebih banyak di terminal user. “Solusinya pendampingan pelaksanaan,” ucapnya. (Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Stop UKG Di Lokasi yang Ngadat
Redaktur : Tim Redaksi