jpnn.com, MEDAN - Pelatih PSMS Medan Djadjang Nurdjaman mengatakan awal kebersamaannya dengan PSMS Medan tak terlalu mulus.
Tumbang dari PSIS Semarang, imbang kontra Persita Tangerang, dan tumbang dari Persibat Batang.
BACA JUGA: Ribuan Bonek Sempat Tertahan di Pintu Masuk Stadion GBLA
Padahal, dia dituntut harus bisa meloloskan PSMS ke Liga 1. Beban Djanur semakin berat karena dirinya tak punya banyak opsi pemain.
”Bahkan, untuk sekadar menghafal nama pemain, saya kesulitan,” ujarnya kepada Sumut Pos (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Belasan Ribu Suporter PSMS Tiba di Bandung
Agar target lolos tercapai, Djanur sapaan Djadjang Nurdjaman, meminta tambahan tiga amunisi.
Permintaan itu dipenuhi. Di antaranya, Roni Fatahillah direkrut dari Persibangga. I Made Wirahadi diboyong dari Bali United.
BACA JUGA: Final Liga 2: Wasit Diumumkan Satu Jam Sebelum Laga
Lalu, Elthon Maran direkrut dari Madura United. Tiga pemain baru tersebut seolah menjadi puzzle yang melengkapi pemain. PSMS akhirnya lolos dari lubang jarum.
”Misi saya membantu PSMS ke Liga 1 akhirnya tercapai. Saya buat sejarah baru di sini (Bandung, Red), bisa mengantarkan PSMS ke Liga 1, dan tempat bersejarah ini juga di Bandung,” tutur mantan pelatih Persib Bandung tersebut.
Manajemen belum memastikan kelanjutan karir Djanur. Namun, dia sudah memberikan sinyal untuk bertahan. Apalagi, Djanur tak sabar bisa bentrok dengan Persib.
”Mulai sekarang, saya akan berbicara serius lagi dengan manajemen PSMS. Apakah ke depan saya tetap di sini atau bahkan saya berlabuh ke tim lain. Sebab, musim 2018, banyak tim yang mulai melakukan persiapan untuk turnamen prakompetisi,” ungkapnya.(don)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persebaya Vs PSMS: Jumlah Bonek Berlipat Ganda
Redaktur & Reporter : Budi