jpnn.com, SURABAYA - Djajang Nurjaman mulai memimpin latihan skuat Persebaya di lapangan Karanggayam, Rabu (5/9).
Meski merupakan latihan perdana, namun Djanur –sapaan Djajang- langsung tancap gas. Pembenahan skema permainan jadi fokus utama mantan pelatih Persib Bandung itu. “Saya berikan materi untuk defence, menyerang dan transisi,” kata Djanur.
BACA JUGA: Janji Djadjang Nurdjaman untuk Persebaya Surabaya
Hal itu dilakukan karena laga kontra PS Tira (11/9) sudah kian dekat. Kemenangan memang jadi harga mati. Sebab, Djanur punya target untuk membawa persebaya naik ke papan atas. Tugas yang cukup berat. Apalagi kini Green Force masih terpaku di posisi ke-13 dengan 25 poin.
Meski begitu, Djanur tetap optimis. Dia menilai target untuk naik ke papan atas cukup realistis. Jika melihat klasemen, Persebaya memang hanya berjarak tujuh poin dari Bhayangkara FC yang ada di posisi lima. “Tapi (untuk mencapai target) harus melalui perjuangan yang berat,” kata pelatih 53 tahun itu.
BACA JUGA: Curhat Djadjang Nurdjaman Setelah Resmi Latih Persebaya
Jika menilik laga yang tersisa, Persebaya memang masih dihadapkan dengan beberapa pertandingan sulit. Dimana beberapa diantaranya adalah laga tandang. Yakni ke markas Arema FC (30/9), menantang Persib Bandung (17/10), dan kontra Persipura Jayapura (26/10).
Namun hal itu tak menyurutkan semangat untuk membawa Persebaya bangkit. Sebab, Djanur menilai Persebaya punya materi pemain yang cukup merata. Dia juga sudah paham karakter beberapa penggawa Green Force.
BACA JUGA: Persebaya Surabaya Tetap dengan Skema Lama
Seperti Robertino Pugliara dan Raphael Maitimo yang pernah jadi anak buahnya di Persib. “Pahabol dan (Rishadi) Fauzi juga bagus. Saya sempat pernah membujuk mereka untuk gabung di Persib,” terangnya.
Dia juga menilai Persebaya punya skema permainan yang cukup bagus. Karena itu, Djanur menegaskan tak akan mengubah banyak pola permaianan Persebaya. Dia akan tetap berpedoman pada pakem 4-3-3. Dia menilai pola tersebut sudah sesuai dengan apa yang selama ini dia terapkan di klub lain.
Djanur memang sudah memperhatikan Persebaya sejak berlaga di Liga 2 musim lalu. Bersama PSMS Medan, dia juga sudah dua kali bertemu Persebaya. Satu kekalahan diderita di final Liga2, sementara satu kemenangan dikantongi di ajang Piala Presiden 2018. Tak heran, sedikit banyak Djanur paham karakter permaianan ngeyel khas Suroboyo.
Selain itu, dia menilai terlalu riskan jika mengubah gaya bermain di tengah kompetisi yang sudah separuh jalan. ”Saya datang di tengah kompetisi. Tak banyak yang akan saya ubah. Hanya tinggal sedikit memoles apa kekurangan yang ada,” katanya. Sayang, dia enggan membeberkan apa kekuarangan itu. “Biar jadi dapur kami (tim pelatih),” tambahnya.
Karena tak akan mengubah banyak skema, Djanur jelas berharap banyak pada asisten pelatih Bejo Sugiantoro. “Saya memang jauh lebih tahu dan lebih dekat dengan pemain. Tapi bukan berarti semua (keputusan) ada di saya. Tetap semua ada di coach Djanur,” kata Bejo.
Kehadiran pelatih baru membuat kapten Persebaya Rendi Irwan punya harapan besar. “Semoga coach Djanur bisa menularkan mental juaranya di Persib dulu,” katanya. (gus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Alasan Djadjang Nurdjaman Mau Jadi Pelatih Persebaya
Redaktur & Reporter : Soetomo