Djarot-Sihar Representasi Komplet Keberagaman Sumut

Minggu, 17 Juni 2018 – 21:06 WIB
Calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah dan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus. Foto: Sumut Pos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Komposisi penduduk Provinsi Sumatera Utara dinilai menguntungkan pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus. Pasalnya, pasangan itu lebih komplet merepresentasikan berbagai warna di Sumut.

BPS mencatat Sumatera Utara dihuni etnis Batak (44,57 persen), Jawa (33,28 persen), Nias (7,03 persen), Melayu (5,95 persen), Tionghoa (2,62 persen), Minangkabau (2,57 persen), dan Aceh (1,02 persen).

BACA JUGA: Paslon Djoss Komit Libatkan Komunitas Anak Muda Bangun Sumut

Djarot yang berdarah Jawa dan seorang muslim berpengalaman menjadi kepala daerah di Blitar dan DKI Jakarta. Sedangkan Sihar adalah pengusaha dan tokoh sepak bola nasional berdarah Batak kental kelahiran Jakarta.

Karena itu, duet Djarot-Sihar paling berpeluang menggarap suara dari pemilih beretnis Batak dan Jawa, serta pemeluk Islam dan Kristen.

BACA JUGA: Inilah 3 Alasan Warga Harus Pilih Djarot di Pilgub Sumut

Pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Ijeck) yang didukung PKS, Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, Partai Hanura, dan NasDem, sebenarnya juga cukup mewakili keanekaragaman Sumut. Edy yang kelahiran Aceh berduet dengan Ijeck yang lahir di Medan dan beragama Islam.

Namun, pasangan ini terganggu atas dugaan korupsi dana interpelasi kepada puluhan anggota DPRD Sumut periode 2009-2014 yang diduga melibatkan Ijeck. Ijeck bahkan telah diperiksa KPK beberapa kali.

BACA JUGA: Bang Ara: TMP Siap Merahkan Kampanye Terakhir Djarot-Sihar

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai, pasangan Djarot-Sihar juga berpeluang besar mendapat limpahan suara dari pendukung JR Saragih-Ance Selian karena alasan sosiologis.

"Kecenderungannya akan lebih menguntungkan Djarot-Sihar," ujar Qodari di Jakarta, Minggu (17/6).

Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan, masyarakat Sumut harus memilih calon pemimpinnya secara bijak. Indikator dan latar belakang figur yang akan dipilih harus dipelajari.

Hal tersebut penting untuk mewujudkan pemerintahan Sumut yang bersih dari korupsi. Mengingat beberapa gubernur sebelumnya sudah masuk penjara karena perilaku korup mereka.

“Yang harus ditegaskan adalah siapa pemimpin yang bisa menyiapkan visi misi atau program yang jelas dan terukur,” ucap Emrus.

Berdasarkan survei Indo Barometer yang dirilis awal Juni 2018, ektabilitas Djarot-Sihar kini mencapai 37 persen. Sedangkan Edy-Ijeck tertinggal tipis dengan 36,1 persen.

Unggulnya elektabilias Djarot-Sihar dinilai berkat program yang ditawarkan lebih terukur dan mudah dimengerti masyarakat.

Seperti Kartu Pintar, Kartu Sejahtera, peningkatan program pariwisata, ekonomi, dan pemberantasan korupsi.

“Djarot-Sihar fokus menjelaskan program, tidak sibuk menjelek-jelekkan pasangan lain,” kata anggota tim pemenangan Djarot-Sihar, Asban Sibagariang. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Relawan Berhasil Identifikasi Pemilih Djarot - Sihar


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler