jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. meresmikan Djoglo Soekarno di Desa Talunombo, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu, (18/11).
Prof. Yudian mengatakan peresmian ini sekaligus menjadi pusat penelitian bagi masyarakat untuk menjalankan sistem gotong-royong yang telah berjalan di Desa Talunombo sesuai dengan butir-butir Pancasila.
BACA JUGA: Gencar Memacu Laju Investasi, Jokowi Diyakini Bisa Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 5,1 Persen
"Sebagai bangsa yang merdeka, masyarakat Wonosobo dan masyarakat Indonesia pada umumnya, memiliki pedoman hidup yang utuh dan dipegang teguh secara turun-temurun.
Menurut Yudian, dalam aspek ekonomi hari ini, BPIP memandang masih dibutuhkan suatu tambahan penjabaran mengenai Sistem Ekonomi Pancasila yang dapat menjamin setiap kegiatan masyarakat.
BACA JUGA: Erick Thohir Sebut BUMN Harus Seimbangkan Bisnis dan Ekonomi Rakyat
Yudian menyebut semua itu berlandaskan pada azas kekeluargaan dan gotong-royong yang bersumber dari rakyat, oleh rakyat dan kemudian untuk rakyat di bawah kepemimpinan dan pengawasan langsung pemerintah.
"Tentunya, dengan harapan Sistem Ekonomi Pancasila dapat menunjukan keberpihakan yang berimbang bagi masyarakat dan memberikan seluas-luasnya kebebasan berusaha kepada masyarakat" ucapnya saat memberikan Pidato Kunci saat meresmikan Djoglo Soekarno.
Yudian menekankan melalui Sistem Ekonomi Pancasila ke depan, pemerintah menginginkan setiap kegiatan usaha kecil, menengah (UKM) dan besar dapat melahirkan kesejahteraan, mengentaskan kemiskinan dan membuka seluas-luasnya kesempatan kerja di tengah mempertahankan progres pembangunan ekonomi yang sedang berjalan pada kemajuan, sebagaimana amanat sila ke lima Pancasila.
"Kami ingin ekonomi dan budaya memegang peranan penting dalam terwujudnya aktualisasi nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Tentu, azas kekeluargaan dan gotong-royong yang setiap hari kita jalankan harus terus menjadi budaya kita dalam menghadapi setiap tantangan," tegasnya.
Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., juga berharap masyarakat di Talunombo dapat menjalankan literasi Pancasila dengan berjalannya sistem gotong-royong yang ada di lingkungan dengan memanfaatkan alam sehingga bisa menjadikan pendapatan di masyarakat.
"Pengolahan limbah sampah yang dilakukan oleh desa ini sudah sangat brilian dengan memberikan pendapatan tambahan kepada masyarakat. Dan saya juga sudah melihat langsung proses pengolahan limbah sampah bisa dijadikan bahan bakar solar sehingga bisa menjalankan perputaran ekonomi di Desa Talunombo." paparnya.
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Ir. Prakoso M.M. mengakui bahwa Sistem Ekonomi Pancasila sudah berjalan dengan baik di desa ini. Menurutnya, masyarakat yang kompak bisa menjadikan sebuah desa menjadi desa yang sangat maju dan contoh untuk masyarakat di desa lainnya.
"Kita sebagai bangsa dan negara telah terbukti mampu menghadapi pandemi Covid-19, resesi ekonomi dunia akibat peperangan dan perubahan iklim. Mudah-mudah semangat para orang tua kita dalam memperjuangkan kemerdekaan mampu kita teladani, sehingga bangsa Indonesia dapat mengulang prestasi emas pada 2045," katanya.
Djoglo Soekarno di bangun pada lahan seluas 2,6 ha. Dilokasi tersebut terdapat 1 bangunan joglo utama dan 5 unit Gazebo serta patung Ir. Soekarno. Dengan berjalannya kerja sama dalam pembangunan Djoglo Soekarno, merupakan wujud kecintaan serta ucapan terima kasih kepada Sang Proklamator.
Kepala Desa Talunombo Badarudin mengakui lokasi Djoglo Soekarno ini, nantinya akan menjadi pusat penelitian dan kegiatan masyarakat, antara lain menjadi Galeri Soekarno, joglo serbaguna, area edupark serta edukasi tentang integrated farming system.
"Sehingga nantinya dapat menumbuhkan generasi petani muda menuju ketahanan pangan nasional serta memacu kunjungan wisata daerah," ucapnya.
Dengan dibangunnya Djoglo Soekarno, Badarudin berharap Desa Talunombo bisa menjadi Desa Pelopor Pendidikan Ideologi Pancasila serta menjadi sarana pembelajaran sejarah bagi generasi penerus Bangsa Indonesia.
Seperti diketahui, kegiatan ini dihadiri oleh Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Ir. Prakoso M.M., Bupati Wonosobo yang dalam hal ini di wakili oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Ahmad Fathoni, serta Kepala Desa Talunombo Badarudin.(jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul