jpnn.com - DJOHAR Arifin menganggap hukuman Komite Etik PSSI kepada dirinya hanya lelucon. Dia menilai hukuman ini salah alamat karena sebelumnya telah mundur dari jabatannya, sebagai Dewan Kehormatan PSSI.
"Lelucon apalagi ini, sudah diduga semuanya hanya untuk memuaskan dendam mereka. Ini kan seperti Kepala Sekolah menghukum bukan muridnya. Saya bukan pengurus PSSI lagi di kepengurusan mereka sekarang. Dan saya diundang Kemenpora sebagai Ketum PSSI 2011-2015, masak pengurus sekarang bisa menghukum pengurus sebelumnya," kata Djohar saat ditemui Rabu (8/7) malam.
BACA JUGA: Resmi! Bek Timnas Spanyol Bertahan di Madrid Hingga 2020
Djohar menyebut, dirinya tak pernah menerima undangan resmi untuk sidang. Selain itu, kepengurusan PSSI yang saat ini sudah tak mendapatkan pengakuan secara hukum.
"Kepengurusan Nyalla ini liar di mata pemerintah," tegas dia.
BACA JUGA: Ini Harga Tiket Pertandingan AS Roma di Indonesia
Dengan pertimbangan itu, Djohar memastikan dirinya tak akan melakukan banding. Sanksi dari organisasi yang sedang disanksi seluruh aktifitasnya, secara otomatis tak memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
Djohar juga menuding kepengurusan PSSI terutama Ketua Komite Etik, TM Nurlif, tak sesuai dengan statuta yang diagung-agungkan PSSI. Alasannya, TM Nurlif adalah mantan narapidana dan pernah dihukum oleh negara.
BACA JUGA: Tok..Tok..Tok PSSI Hukum Djohar Arifin Seumur Hidup
"Perlu dipertanyakan posisi Ketua Komite Etik yang bekas narapidana, apa dibenarkan statuta FIFA. Ya sepertinya keputusan ini penuh dendam mereka. Bagaimanapun, saya akan trus bergerak berusaha memajukan sepakbola Indonesia," tegas dia. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahu Indonesia Disanksi FIFA, AS Roma Rela Gelar Laga Tak Resmi
Redaktur : Tim Redaksi