jpnn.com - PT Docotel Teknologi menggelar podcast atau siniar dengan tema "Transformasi Digital di Dunia Bisnis, Keuangan, dan Kesehatan: Sudah Siap kah?" pada Kamis (14/9).
Melalui siniar tersebut, Docotel mengadakan diskusi secara live melalui aplikasi Zoom serta akun @docotel, @spesolution, @tilaka_id, dan @simrs.dhealth di instagram.
BACA JUGA: DOCOTalk, Komitmen Docotel Teknologi demi Memanjakan Konsumen
Diskusi itu dihadiri oleh para praktisi, penggiat, sekaligus pimpinan dari beberapa perusahaan yang fokus pada perkembangan digital di dunia bisnis, keuangan, kesehatan, dan keamanan tanda tangan digital.
Narasumber saling berbagi wawasan, pengalaman, dan solusi dalam menghadapi tantangan transformasi digital, serta berdiskusi interaktif bersama dengan para tamu yang berasal dari perbankan, rumah sakit, dan industri lainnya yang ikut hadir melalui live media sosial.
BACA JUGA: Hadir di AIPF, Aruna Beber Cara Terapkan Transformasi Digital untuk Nelayan Indonesia
Yudis Tuasamu, selaku VP Business Docotel sekaligus penulis lepas terkait transformasi digital pada salah satu media online di Indonesia memandu langsung diskusi ini.
Narasumber yang hadir dalam diskusi ini ialah Vincent E. Gunawan selaku praktisi keuangan dan sistem perbankan digital, yang telah malang melintang di industri perbankan digital.
BACA JUGA: Erick Thohir Memastikan Infrastruktur Digital Dirasakan Masyarakat Desa
Vincent membahas dan menjelaskan tentang perkembangan terbaru dalam layanan keuangan digital, termasuk layanan agregator perbankan, dan QRIS, yang kemudian melahirkan solusi baru, yakni CRING yang merupakan bank fasilitator.
"Melalui CRING, diharapkan masyarakat akan lebih mudah melakukan pembayaran secara digital, dan solusi ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia, tidak hanya masyarakat di kota-kota besar saja," ucap Vincent.
Narasumber berikutnya yang hadir ialah dr. Dian Jauhari selaku dokter sekaligus Vice President (VP) R&D PT Citraraya Nusatama.
Dian membahas perihal transformasi dalam layanan kesehatan melalui solusi digital, khususnya Aplikasi SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit).
Dalam diskusi itu, Dian menjelaskan secara detail bahwa SIMRS merupakan sistem yang diaplikasikan pada perangkat rumah sakit (komputer/laptop/tablet) untuk memudahkan pelayanan pada pasien.
"Melalui SIMRS, pasien dapat melakukan pendaftaran secara online sejak dari rumah, sehingga tidak lagi perlu antri, dan datang ke rumah sakit sesuai dengan jadwal yang dipilih," tuturnya.
"EMR (Electronic Medical Record) juga bisa diakses via ponsel dan pengambilan obat di farmasi tanpa perlu menunggu lama."
Narasumber terakhir yang menjadi pembicara ialah Debby Sapoetra, konsultan digital profesional sekaligus chief operating officer (COO) PT Tilaka Nusa Teknologi.
Debby mengupas tuntas tentang maraknya pemalsuan tanda tangan yang berakibat pada kerugian.
"Tanda tangan elektronik tersertifikasi atau yang lebih sering dikenal sebagai tanda tangan digital, saat ini mulai marak digunakan oleh masyarakat dalam proses menandatangani berbagai dokumen baik dokumen yang bernilai rupiah maupun tidak," ujar Debby.
Menurut dia, kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh masyarakat ialah menganggap aman tanda tangan digital sederhana, yang cukup foto tanda tangan di atas kertas putih, dan menempelkannya ke dokumen yang diinginkan.
"Namun, hal tersebut penuh risiko pemalsuan dokumen.(mcr15/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib