jpnn.com, MATARAM - Direktur RSUD Kota Mataram dr Lalu Herman Mahaputra alias Dokter Jack, punya pandangan yang mungkin sedikit berbeda tentang pandemi virus corona.
Dokter Jack menganggap sejumlah aktivitas publik seharusnya tetap dibuka seperti biasa.
BACA JUGA: Perjuangan Bayi 11 Bulan Sembuh dari Virus Corona
Ketika virus corona belum ada obatnya, pembatasan-pembatasan aktivitas saat ini telah membuat rasa khawatir berlebihan.
Ekonomi lumpuh, tempat ibadah dan hiburan ditutup. Warga tertekan. Stres.
BACA JUGA: Selandia Baru Klaim Virus Corona Telah Disingkirkan
"Mungkin saya agak nyeleneh, saya mengingatkan ke masyarakat, kita terlalu cemas dan ketakutan berkepanjangan,” ujarnya, seperti dilansir Lombok Post beberapa waktu yang lalu.
Dokter Jack menegaskan, virus corona sampai saat ini belum ada obatnya. Virus corona ini sama seperti flu syndrome. Sehingga yang dibutuhkan adalah imunitas.
BACA JUGA: Menelusuri Penyebab Tingginya Angka Kematian Anak Akibat Virus Corona di Indonesia
“Pemerintah jangan terlalu melarang orang, tetapi protokol (Covid-19) itu tetap jalan. Mal buka, masjid buka,” tegasnya.
“Bukan vaksin obatnya, tetapi imunitas. Imun itu bisa diperoleh dengan euforia (bahagia),” imbuhnya.
Dokter Jack menyampaikan hal ini berkaca dari pengalamannya melakukan penanganan COVID-19 di Mataram.
Pola penanganan saat ini tak sepenuhnya berjalan. Menurutnya dalam kondisi saat ini semua orang di NTB bahkan Indonesia menurutnya bisa terpapar corona.
Berlindung di rumah tidak menjamin seseorang tak akan terpapar.
Namun, ketika orang terpapar, maka akan muncul imunitas.
Sama seperti flu biasa, menurutnya obatnya adalah istirahat, dan tambaham vitamin.
Hanya saja memang warga yang memiliki penyakit penyerta rentan terpapar dan disarankan lebih banyak di rumah.
Dia mengatakan, selama ini warga yang meninggal akibat virus corona punya penyakit sertaan. Diabetes, hipertensi, TBC, pneumonia, kanker dan yang lainnya.
Dokter Jack memastikan, warga yang punya penyakit sertaan itu, saat di-swab, maka hasilnya positif (COVID-19).
“Inilah yang menjadi perdebatan. Jangan semua yang meninggal disebut karena Covid-19. Ini referensi dari luar juga, bukan hanya di Indonesia. Namun, tetap terapkan protokoler dan orang yang rentan diminta jangan terlalu banyak keluar rumah,” ujarnya.
Jika kemudian ada tenaga kesehatan yang positif, itu menurutnya juga wajar. Karena mereka berjibaku dengan Covid-19 selama beberapa bulan terakhir.
Dia juga menjelaskan semua orang bisa berstatus Orang Tanpa Gejala. Maka solusinya adalah meningkatkan imun.
Bisa dengan berolahraga, bernyanyi, makan-makan, atau aktivitas menyenangkan lainnya. “Saya ini dokter, direktur rumah sakit, saya tahu dan amati pasien yang saya rawat. Jadi saya analisa pasien saya,” tegasnya.
Selama di Wisma Nusantara yang dijadikan rumah sakit darurat ringan, Dokter Jack menuturkan, ada beberapa anak yang positif corona.
Mereka dirawat dan di-swab beberapa kali, hasil ternyata tetap positif. Ia mendapati alasannya karena mereka stres.
Sehingga ia memberikan mereka bermain, menggambar, menanam tumbuhan, hingga membawakan peralatan olahraga dan alat musik. Mereka senang.
“Kalau mereka senang pasti naik imunnya. Sampai kapan mereka stay at home? Kalau yang banyak uangnya sih enak ngomong. Orang jenuh pada imbauan itu, tetapi tetap taat pada protokol agar tidak menularkan pada warga yang rentan,” tandasnya. (ton/r3)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Adek