Dokter Ngabila Salama Beberkan Kabar Terbaru Covid-19 di Jakarta, Simak

Jumat, 08 April 2022 – 03:14 WIB
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes Provinsi DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama, MKM (kiri) saat bincang Teras LPPM ATVI Spesial Ramadan bertema ‘Siap Belajar di Masa Pascapandemi’ yang ditayangkan via Channel Youtube Teras LPPM ATVI, Kamis (7/4) malam. Foto: Tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes Provinsi DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama, MKM mengingatkan seluruh masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes) dan tidak mengabaikannya dengan alasan Covid-19 sudah melandai.

“Vaksinasi juga harus digenjot, baik vaksinasi kedua maupun booster,” kata dokter Ngabila Salama saat bincang Teras LPPM ATVI Spesial Ramadan bertema ‘Siap Belajar di Masa Pascapandemi’ yang ditayangkan via Channel Youtube Teras LPPM ATVI, Kamis (7/4) malam.

BACA JUGA: Waspada, Ini 7 Penyakit Jantung yang Bisa Menyerang Penyintas Covid-19

Mahasiswa Akademi Televisi Indonesia (ATVI) Nadia Amelia Hidayat tampil sebagai moderator dalam acara digelar atas kerja sama LPPM ATVI, Mastepedi, Taman Bacaan Masyarakat Bukit Duri Bercerita, dan didukung dua penerbit, Prenada Jakarta dan Mata Padi Yogya.

Menurut dokter Ngabila, Covid-19 di Jakarta memang sudah terkendali. Kondisinya sudah cukup baik.

BACA JUGA: Tegas, Jaya Suprana: Saya Percaya Sepenuhnya Sama Dokter Terawan

Namun, kata dia, sebaiknya testing jangan sampai turun. Jangan sampai jumlah kasus dan jumlah kematian menurun hanya karena testing yang turun.

“Di Indonesia, menurut saya, sudah terjadi super-imunity atau hybrid super imunity, karena secara sadar atau tidak, masyarakat yang terinfeksi virus dan sudah vaksin, imunnya makin tinggi, tetapi tetap harus kencangkan Prokes dan vaksinasi,” kata alumnus FKUI tahun 2007

BACA JUGA: Kabar Terbaru Soal Jumlah Kasus Aktif Covid-19 di Madura

menjawab pertanyaan, apakah Indonesia saat ini sudah memasuki masa endemik? 

Menurut Ngabila, sekarang situasi relatif aman, tetapi belum sesuai standar WHO. Pandemi masih ada dan belum dicabut oleh WHO. Jika WHO sudah mencabut, maka kita memasuki era endemi.

“Jadi, masker harus terus disosialisasikan untuk digunakan. Sebab orang yang sudah vaksin 3 kali pun masih berpeluang terkena Covid-19,” katanya. 

Ciptakan Rasa Aman di Sekolah-Kampus

Dokter Ngabila mengatakan walaupun kasus Covid dilaporkan melandai, namun tetap harus waspada.

Ngabila pun mengingatkan harus melengkapi vaksinasi dan mendapatkan vaksinasi booster.

Dia menyebut vaksin tidak memperparah orang yang memiliki komorbid, melainkan melindungi orang yang memiliki komorbid.

Menurut dia, pada saat puasa pun bukan menjadi halangan untuk berpuasa, karena fatwa MUI pun sudah menyatakan bahwa vaksinasi tidak membatalkan puasa.

“Agar tubuh kita tetap sehat dan bugar, kita harus ingat dan menjalankan CERDIK yaitu Cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, dan Kelola stres. Jika kita melakukan cerdik kita akan menjaga imunitas kita,” papar  dokter yang juga pengurus Dokter Alumni Smandel (DAS)

Lebih lanjut, dokter Ngabila mengatakan dalam new normal ini, kita harus bertanggung jawab terhadap perilaku kita masing-masing yang menjaga protokol kesehatan.

Ngabila mengingatkan jangan mengabaikan protokol kesehatan dan menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab karena berpotensi menimbulkan kenaikan kasus Covid-19.

“Kita harus memahami bahwa setiap individu diri kita adalah seperti puzzle yang memiliki peran dan fungsi masing-masing,” katanya.

Menurut dia, kita harus melihat bahwa ancaman Covid-19 masih ada, namun kita tetap harus optimistis bisa mengakhiri pandemi ini. 

Dokter Ngabila juga menekankan tentang pentingnya memperhatikan penggunaan masker untuk semua satuan Pendidikan saat pelaksanaan belajar atau kuliah tatap muka.

Selain itu, sarana cuci tangan perlu disiapkan dengan baik agar seluruh warga satuan pendidikan dapat mencuci tangan dengan sabun dengan baik.

Sebab ini jauh lebih bagus ketimbang menggunakan hand sanitizer. 

Dia mengingatkan agar mencuci tangan saat sebelum masuk kelas atau ruag kuliah, sebelum makan dan sesudah makan.

“Yang harus diperhatikan juga adalah menjaga jarak serta mengatur ventilasi udara ruangan dan durasi atau lama belajar kuliah  di ruangan,” tegas dr. Ngabila.

Terakhir, dr. Ngabila menyarankan agar agar menciptakan suasana aman dalam proses belajar baik di sekolah maupun kuliah.

“Dengan belajar secara aman, pendidik dan anak didik/mahasiswa akan lebih nyaman,” ujar dokter Ngabila.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler