jpnn.com, JAKARTA - Anggota Tim Komunikasi Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menyebutkan, masih terdapat masyarakat yang meragukan keberadaan coronavirus disease 2019 (COVID-19).
Hal itu diketahui setelah Gugus Tugas membuka pertanyaan dari masyarakat terkait persoalan COVID-19 melalui daring.
BACA JUGA: Update Corona 16 Juni: Kabar Baik dari Yurianto untuk Jakarta
"Ada yang masih bertanya, apakah COVID-19 benar-benar ada," ucap Reisa saat menggelar keterangan resmi secara virtual yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia, Selasa (16/6).
Reisa pun menegaskan, COVID-19 ialah sesuatu yang nyata. Bahkan, COVID-19 menjadi ancaman dunia meskipun bentuknya tidak bisa dilihat secara kasat mata.
BACA JUGA: Update Corona 16 Juni: Dalam Tiga Hari, Penambahan Pasien Positif Covid-19 Meningkat
"Virus ini benar-benar ada saudara-saudara," ucap Reisa.
Bahkan, kata dia, para ilmuan dari lembaga Eijkman saat ini masih meneliti model COVID-19 yang tersebar di Indonesia. Dari penelitian itu, para ilmuan hendak mencari vaksin atas COVID-19.
BACA JUGA: Pembatasan Dicabut, Virus Corona Kembali Masuk Selandia Baru
"Data ini untuk penelitian lanjut epidemiologi virus, pengobatan, vaksin," ujar dia.
Lebih lanjut, dokter kelahiran Malang ini menyatakan, COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan SARS CoV-2.
Virus ini menyerang saluran pernapasan bagian bawah, seperti paru-paru, dan bisa berakibat fatal bagi orang yang memiliki penyakit penyerta atau comorbid.
"Saat seseorang bersin atau bicara maka percikan itu keluar bersama liur, jika droplet itu jatuh dan disentuh bisa jadi sumber penularan," lanjut dia.
Berkacara dari penularan itu, Reisa pun tidak lupa mengingatkan masyarakat tetap mematuhi imbauan pemerintah terkait protokol kesehatan. Sebab, hal itu demi mencegah penularan COVID-19.
"Penggunaan masker wajib, dan tentunya cuci tangan dengan sabun yang mengalir, paling penting jaga jarak. Percikan droplet itu bisa satu sampai dua meter, kalau batuk atau bersin bisa tiga sampai lima meter. Jadi harus saling jaga jarak," pungkas dia. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan