jpnn.com - ISTANBUL – Situasi keamanan di Turki masih menegangkan. Terbaru, sebelas anggota militer yang disebut-sebut sebagai death squad alias tim yang bertugas membunuh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya ditangkap.
Mereka sempat kabur karena upaya melukai Erdogan gagal. Namun, penduduk yang mengetahui keberadaan mereka melapor kepada petugas. Operasi penangkapan pun sukses dilaksanakan kemarin (1/8).
BACA JUGA: Helikopter Rusia Ditembak Pemberontak, 5 Orang Tewas
Pasukan khusus membawa beberapa helikopter dan drone untuk memastikan lokasi sasaran sebelum menyerang. Baku tembak terjadi selama operasi penangkapan tersebut.
Wakil Perdana Menteri (PM) Turki Numan Kurtulmus dalam konferensi pers kemarin mengungkapkan, pada malam kudeta ada 37 prajurit yang mencoba membunuh Erdogan. Sebanyak 25 orang bisa ditangkap dengan segera, sedangkan sisanya melarikan diri.
BACA JUGA: Puan Maharani Pimpin Delegasi RI di Pertemuan Tingkat Tinggi Indonesia-Tiongkok
Saat itu Erdogan berlibur bersama keluarga di resor yang terletak di Kota Marmaris. Mereka menyerang hotel tempat Erdogan tinggal. Adanya informasi dari intelijen membuat Erdogan berhasil meloloskan diri sesaat sebelum serangan.
Anggota death squad melarikan diri ke alam liar di Distrik Ula, dekat Kota Marmaris. Beberapa hari lalu penduduk sekitar melihat mereka berburu babi hutan. Hanya sebelas orang yang tertangkap. ”Satu lagi masih buron,” terang Kurtulmus.
BACA JUGA: Setelah 10 Hari Diculik, Mertua Bos Formula 1 Bebas Tanpa Cedera
Sementara itu, gara-gara kudeta gagal tersebut, hubungan Turki dengan Jerman memburuk. Kemarin Kementerian Luar Negeri Turki memanggil diplomat Jerman yang bertugas di Ankara. Tujuannya, mempertanyakan alasan melarang Erdogan melakukan telekonferensi dengan massa yang beraksi di Koeln Minggu lalu (31/7).
Kurtulmus sempat menyatakan bahwa Jerman menerapkan standar ganda kepada Turki. Di satu sisi, pemerintah Jerman menganggap pemanggilan itu biasa dalam hubungan dua negara.
”Saya tidak berpikir pemanggilan itu dimaksudkan sebagai teguran,” terang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Martin Schaefer.
Dia menjelaskan, yang datang adalah diplomat karena duta besar Jerman di Turki tengah berlibur. Schaefer mengakui bahwa saat ini hubungan kedua negara sedikit bermasalah. Namun, pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa masalah itu bisa diselesaikan.
”Kini kami mengalami fase sedikit naik turun. Tapi, saya rasa hubungan antara Jerman dan Turki begitu dekat serta dalam. Karena itu, saya cukup yakin bahwa kami bisa mengatasi fase hubungan bilateral yang tidak mudah ini dengan Turki,” terangnya. (AFP/Reuters/sha/c11/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah 20 Bangunan Paling Mahal di Dunia, Jawaranya Adalah...
Redaktur : Tim Redaksi