Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik, ENTREV Hadir di Electricity Connect 2024

Rabu, 27 November 2024 – 08:15 WIB
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebagai salah satu ekosistem kendaraan listrik. Foto ilustrasi: PLN UID Jakarta

jpnn.com, JAKARTA - Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV) terus mendorong kemajuan kendaraan listrik di Indonesia.

Hal itu direalisasikan dengan partisipasi dalam Electricity Connect 2024 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), Kamis (21/11).

BACA JUGA: ENTREV Apresiasi SUCOFINDO dalam Mendukung Inovasi Anak Muda dan Usaha Rintisan

ENTREV mengadakan talkshow interaktif di booth Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) untuk mendiskusikan peran strategis proyek tersebut dalam mempercepat transisi kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB).

Project Coordinator ENTREV Yovi Dzulhijjah Rahmawati menjelaskan keterlibatan ENTREV dalam acara ini bertujuan untuk membangun kesadaran publik mengenai dampak positif dari kendaraan listrik.

BACA JUGA: Pemerintah & ENTREV Pastikan Pemudik Berkendaraan Listrik Aman & Nyaman

"Melalui partisipasi di Electricity Connect 2024, kami ingin memperlihatkan bahwa kendaraan listrik tidak hanya teknologi masa depan, tetapi solusi masa kini untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan efisiensi energi, dan menciptakan manfaat ekonomi," ujar Yovi.

Yovi menyoroti peran ENTREV dalam mendukung pengembangan ekosistem KBLBB di tiga provinsi percontohan: DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali. Lebih dari dari 321.612 penerima manfaat mampu dijaring di tiga provinsi percontohan untuk konversi motor listrik.

“Kami bekerja sama dengan KESDM untuk memastikan bahwa infrastruktur seperti SPKLU dan SPBKLU tersedia secara luas di wilayah tersebut. Upaya ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia,” tambahnya.

Yovi menjelaskan proyek ENTREV juga mendorong kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan komunitas lokal.

Sebab, untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang merakyat dibutuhkan mobilisasi investasi sebesar USD 13-18 juta.

“Kolaborasi adalah inti dari keberhasilan transisi ini. Kami percaya bahwa dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, Indonesia dapat menjadi pionir dalam adopsi kendaraan listrik di Asia Tenggara,” tegasnya.

Lead Drive Electric Indonesia Etsa Amanda menambahkan ENTREV memainkan peran penting dalam menghubungkan berbagai pihak untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

“ENTREV menjadi katalisator yang mempertemukan pemangku kepentingan lokal dengan mitra global. Hal ini tidak hanya mempercepat adopsi EV tetapi juga membawa inovasi teknologi yang relevan ke Indonesia,” ujar Etsa.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler