Dorong Pemulihan Pariwisata, Kemenparekraf Gelontorkan Rp 60 Miliar

Jumat, 11 Juni 2021 – 11:56 WIB
Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Henky Manurung menyebutkan pariwisata menjadi salah satu sektor yang terdampak parah selama pandemi Covid-19. Ilustrasi Foto: Sam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Henky Manurung menyebutkan pariwisata menjadi salah satu sektor yang terdampak parah selama pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan Henky dalam dialog KPCPEN dan FMB9 baru-baru ini.

BACA JUGA: Kemenparekraf Gelar Vaksinasi Massal Covid-19, Sebegini Targetnya

Menurut Henky pemerintah melakukan berbagai terobosan untuk pemulihan sektor pariwisata Indonesia, salah satunya melalui program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP).

Tahun ini, kata dia, pemerintah akan menggelontorkan dana sebesar Rp 60 miliar, termasuk juga perencanaan pemberian Dana Hibah Pariwisata jilid II.

BACA JUGA: BRI Bareng Kemenparekraf Luncurkan Kartu Debit Wisata Nusantara

"Sebagai bagian dari program pemulihan ekonomi nasional di (Kemenparekraf) RI," ujar Hendy dalam keterangan yang dikutip, Jumat (11/6).

Henky membeberkan program hibah pariwisata sudah menyalurkan dana mencapai Rp 3,3T sepanjang 2020.

"Dana yang juga dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) itu terserap 70 persen untuk hotel dan restoran," tuturnya.

Selain itu, lanjut Henky, pemerintah juga akan melanjutkan berbagai program stimulus dalam rangka PEN yang sudah berjalan, seperti misalnya subsidi bunga, restrukturisasi kredit, dan KUR Pariwisata.

“Ada keyakinan pertumbuhan di sektor pariwisata akan bisa kita capai. Sebagai contoh, secara aktual perekonomian di Yogyakarta sekarang tumbuh di angka enam persen dan diikuti oleh pertumbuhan angka keterisian hotelnya juga," ujar dia.

Hendy pun menilai dengan situasi sekarang ini sebenarnya masyarakat rindu untuk berwisata tetapi tetap dengan menjaga protokol kesehatan,” ucap Henky.

Dia menambahkan selain stimulus, pihaknya juga tengah mendorong agar penerapan standar Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability (CHSE) dilakukan oleh seluruh pelaku usaha yang terkait pariwisata, termasuk operator hotel.

Pada kesempatan yang sama, praktisi kesehatan dr. Ratih C. Sari mengapresiasi langkah pemerintah dalam mempercepat pelaksanaan standarisasi CHSE oleh berbagai pihak yang terlibat dalam industri.

Dia menilai, pelaksanaan protokol kesehatan ketat di berbagai fasilitas umum seperti airport, stasiun kereta, penginapan, pusat perbelanjaan maupun pusat wisata, merupakan upaya gotong royong yang dapat membantu pemulihan perekonomian nasional.

"Itu semua menambah rasa aman untuk pengunjung/traveller. Tentu sangat penting sebagai pribadi tetap menjaga protokol kesehatan," kata Ratih. (mcr10/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler